JAKARTA, GRESNEWS.COM - Persidangan Kasus dugaan penyuapan PT EK Prima Ekspor kepada Kasubdit Bukti Permulaan Ditjen Pajak Handang Soekarno hampir memasuki babak akhir. Dalam persidangan juga terungkap keterlibatan sejumlah nama-nama penting dalam kasus tersebut. Namun terseretnya sejumlah nama, apakah akan ditindak lanjuti KPK atau justru menguap begitu saja

Nama-nama yang muncul dalam proses persidangan antara lain nama Arif Budi Sulistyo yang tak lain adalah adik ipar dari Presiden Joko Widodo. Arif disebut mempunyai peran meloloskan kewajiban pajak PT EKP sebesar Rp78 miliar. Pada proses penyidikan di KPK, nama Arif tidak pernah tercantum dalam jadwal pemeriksaan KPK.

Dalam rekaman percakapan antara Handang dengan Kabid Pemeriksaan Penagihan Intelijen dan Penyelidikan (P2IP) Kantor Wilayah Ditjen Pajak Jakarta Khusus Kemenkeu Wahono Saputro yang diputar Jaksa KPK, terungkap jika Country Director PT EK Prima Ekspor Rajamohanan merupakan titipan dari adik ipar Presiden Jokowi, Arif Budi Sulistyo.

"Sudah oom, sudah aku kasih tau orangnya tadi. Titipan adiknya RI 1 oom," kata Handang dalam percakapannya dengan Wahono yang diperdengarkan Jaksa pada Senin (6/3) lalu.

Selain Arif Budi, nama lainnya yang turut terseret dalam kasus ini adalah Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi. Usai melakukan pertemuan dengan Arif Budi dan rekannya Rudi Prijambodo, Ken mengeluarkan surat pembatalan tagihan pajak sebesar Rp78 miliar milik PT EKP.

Ken juga membatalkan pencabutan Perusahaan Kena Pajak (PKP) yang sebelumnya dilakukan KPP VI Jakarta Selatan atas PT EKP. Namun dalam persidangan, Ken yang dihadirkan Jaksa kala itu mengaku tidak mengetahui jika Arif Budi merupakan adik ipar Presiden Jokowi.

Selain itu dalam proses persidangan ada juga sempat muncul nama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Luhut memang tidak terkait secara langsung dalam perkara ini, namun menurut pengakuan Haniv, Luhut pernah meminta agar membatalkan pencabutan PKP sejumlah perusahaan Jepang.

Dalam pembicaraan tersebut, Haniv mengatakan jika Luhut mengaku telah berkoordinasi dengan Presiden Joko Widodo. "Pak Luhut bilang, ´Ini Dubes Jepang sudah ke Presiden, Kau harus selesaikan ini. Sore ini bisa kau selesaikan?" tutur Haniv 13 Maret 2017 lalu.

DUBES UEA -
Tak cukup sampai situ, saat sesi pemeriksaan terdakwa, Rajamohanan juga mengungkap adanya nama lain yang juga mengetahui perkara ini yaitu Duta Besar Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis. Rajamohanan mengaku pernah berkoordinasi dengan Husin mengenai permasalahan pajak yang dialaminya.

"Husin Bagis, adalah duta besar di UEA, kita fokus, disitu ada hubungannya disitu ada masalah kita tukar pikiran," kata Rajamohanan, Senin (27/3).

"Apa saran dari Husin?" tanya Jaksa KPK Takdir Suhan. "Dia bilang sampaikan ke Ibu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), sampaikan kita permasalahan semua ke Ibu Menteri," jawab Rajamohanan.

Rajamohanan mengaku telah mengenal sosok Husin sejak lama sekitar 10 tahun ketika ia masih menjadi ketua salah satu asosiasi. Dalam keterangannya, Rajamohanan juga menyampaikan saran Husin untuk mengirimkan surat mengenai permasalah pajak ini kepada sejumlah pimpinan Kementerian/Lembaga negara bahkan Presiden Joko Widodo.

"Lebih baiknya kita kirim surat ke Dirjen Pajak, Kepala BKPM, Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan dan kirim surat ke Presiden juga, beliau solusinya begitu," ujar Rajamohanan.

Jaksa lantas bertanya apa kepentingan Husin ingin mendengar permasalahan perusahaannya. "Beliau tanya ekspor Indonesia ke UEA, dia punya kepentingan untuk performance indeks," tuturnya.

Tidak cukup sampai situ, percakapan antara Husin dan Rajamohanan diketahui juga membawa nama Arif Budi Sulistyo selaku ipar Presiden Jokow Widodo.

Berikut transkrip percakapan yang diperdengarkan jaksa di persidangan;

Husin: Iya Pak
Mohan: Pak, bapak lagi sikbuk? (berdehem)
Husin: Tidak Pak
Mohan: Ah Pak ini begini ahh, sebenarnya kemarin ada ah, kalau tidak salah Yuli telepon Pak-Bapak kemarin. Saya suruh karna saya ada dengan orang itu karena itu saya suruh Yuli telepon kasih tahu bapak itu.
Husin: iya
Mohan: Suryono punya orang itu, pertama dia bilang bantu bantu, begitu bicara itu salah mereka harus bantu. Tapi akhirnya ujung-ujung dia juga cari sambatan untuk dia minta uang gede segala macam. kita bagi sekian segala macam, ah dia bicara begitu ah itu satu ah itu Suryono ae, ae...Punya orang itu. Kedua
Husin: Iya
Mohan: Waktu itu saya minta sama ah, bantuan dari Pak eh Pak Arif itu. Sebenarnya Pak ini orang di Kepala Pajaknya ini, orang-orang Pak Arif ini namanya ah namanya Mohammad Haniv itu, Itu orang anak buahnya Pak Arif ini.
Husin: Iya.
Mohan: Arif dan Budi itu mereka.
Arif: Iya.
Mohan: Yang kenal ini orangnya. Mereka yang masukin di dini ni orang di dalam aa pajak itu .
Husin: iya
Mohan: Hah saya udah bicara sama Pak Arif, Pak Arif bilang Oke saya akan bicara. Sekarang ini di Rudi yang negosiasi sekarang Rudi, rudi.
Husin: iya.
Mohan: jadi yang kemarin Rudi negosiasi, dia bilang ´nanti I kasih tahu nanti" dia setelah dia kemarin dia bawa berkas eh segala macam natni katanya dia negosiasi. Dia kasih tau kita. Ah setlah itu saya mungkin emmm saya tunggu sampai dia punya kabar apa, setelah itu kita hubungi Pak Heru. Gimana Pak?
Husin: Jadi begini Pak, pertama telepon lagi.

BACA JUGA: