Perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang semakin dekat. Guna mensukseskan ajang olah raga terbesar di Asia tersebut sejumlah proyek pembangunan fasilitas utama dan pendukung sudah dan sedang disiapkan pemerintah. Salah satu proyek perbaikan atau rehabilitasi sarana olah raga yang sedang digarap pemerintah adalah kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menjalankan proyek tersebut dengan alokasi anggaran sebesar Rp 2,8 triliun. Dana sebesar itu digelontorkan dengan mekanisme dalam 2 tahun anggaran untuk merealisasikan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2016 tersebut.

Rincian kegiatan pembangunan/rehabilitasi ini terdiri dari 14 bangunan, Training Facility dan Penataan Kawasan GBK Senayan dan Penataan Kawasan Wisma Atlet Kemayoran.Termasuk 9 (sembilan) Paket Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build), 10 (sepuluh) Paket Pekerjaan Manajemen Konstruksi dan 2 (dua) Paket Pekerjaan Perencanaan Penataan Kawasan.

Proyek renovasi kompleks Gelora Bung Karno (GBK) itu sendiri awalnya sempat menuai protes karena di khawatirkan akan merusak sejumlah bangunan yang dianggap cagar budaya karena memiliki nilai sejarah. Terutama venue olahraga sepak bola.

Stadion Utama GBK dulunya bernama Istana Olahraga Senayan, dibangun untuk Asian Games 1962 di Jakarta dan pesta olahraga Ganefo. Rencana pemerintah untuk memodifikasi Stadion Utama Gelora Bung Karno di kompleks Senayan, Jakarta, dengan menambah bangunan tambahan berupa ramp-ramp atau landaian penonton untuk menuju lantai atas stadion di khawatirkan akan merubah bentuk asli stadion.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sendiri memastikan proyek renovasi Gelora Bung Karno (GBK) yang dilakukan untuk mendukung pelaksanaan Asian Games XVIII pada 2018 tidak akan merusak sejumlah bangunan yang masuk dalam cagar budaya di komplek olah raga Gelora Bung Karno (GBK). Jaminan tersebut dilakukan dengan menggandeng Pemda DKI Jakarta untuk mengetahui sejumlah bangunan yang masuk kategori cagar budaya dan juga melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk memberikan desain yang tepat agar renovasi tidak merubah bentuk dan merusak cagar budaya yang ada.

Saat ini, perkembangan renovasi GBK baru mencapai 2% sejak ditandatanganinya kontrak konstruksi pada medio Agustus lalu. Sebagai informasi, untuk pembangunan wisma atlet dilaksanakan oleh Direkorat Jenderal Penyediaan Perumahaan. Sementara Direktorat Jenderal Cipta Karya bertugas merenovasi dan rehabilitasi venues di komplek GBK serta melakukan penataan.

Ke-14 bangunan tersebut yaitu Stadion Utama, lalu Tennis Indoor dan Outdoor, Gedung Stadion Madya, Gedung Basket, Lapangan Hockey, Lapangan Panahan, Lapangan Sepakbola A/B/C, Stadion Renang dan Istora Senayan. Selain melakukan renovasi, Ditjen Cipta Karya juga akan menata kawasan GBK untuk menciptakan kualitas ruang luar bangunan venue yang lebih baik namun dapat menyatu dengan bangunannya.

Perbaikan juga dilakukan terhadap sarana dan prasarana luar bangunan seperti gerbang, loket, pedestrian, parkir, pagar, tempat duduk, toilet. Kemudian penanda kawasan, food court, playground, outdoor gym dan sampah.Renovasi keseluruhan venue atau bangunan olahraga yang ada di komplek GBK di targetkan rampung Juli 2017 mendatang. (Edy Susanto/Gresnews.com)

BACA JUGA: