Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan agar tidak kecolongan kebakaran lahan dan hutan pada musim kemarau tahun ini, BNPB telah menyusun rencana aksi penanggulangan kebakaran lahan dan hutan.

"BNPB mulai menyiapkan operasi pencegahan dan penanganan bencana asap dengan melakukan operasi penyemaian awan atau hujan buatan. Pengoperasian hujan buatan dilakukan BPPT di bawah komando BNPB. Rencana hujan buatan mulai 12 Agustus 2012  selama 40 hari dengan menggunakan dua pesawat Cassa 212, yang ditempatkan di dua posko yaitu Pekanbaru dan di Palangkaraya," kata Sutopo, Jumat (3/8).

Khusus untuk Riau, BNPB juga akan mengerahkan dua helikopter yang dilengkapi bambi-bucket untuk pemboman air dari udara pada titik api. Operasi helikopter ini khusus dalam rangka pengamanan PON pada bulan September yang akan datang dari bencana asap.

"Jika kondisi bencana bertambah ekstrem, BNPB telah menyiapkan rencana penambahan tiga helikopter dan dua pesawat tambahan untuk hujan buatan. Dana yang sudah dicadangkan untuk opsi pertama sebesar Rp12 miliar. Sedangkan opsi kedua jika makin ekstrem asapnya maka dananya dicadangkan Rp30 miliar. Dana tadi diambilkan dari dana siap pakai BNPB," ujarnya.

BNPB menyiapkan hal itu meski  kondisi musim kemarau normal namun tidak menutup kemungkinan kebakaran lahan dan bencana asap akan tetap terjadi. Berdasarkan BMKG, prediksi El Nino Southern Oscillation (ENSO) kecenderungan meningkat mulai Juni-Desember 2012.

"Prioritas penanganan dilakukan di daerah langganan kebakaran lahan dan hutan yaitu: Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalbar, Kalteng, Kalsel dan Kaltim. Puncak musim kemarau antara bulan Agustus-September sangat signifikan mempengaruhi jumlah perkiraan hotspot di Indonesia, yang disebabkan oleh kebakaran lahan dan hutan," tuturnya.

BACA JUGA: