Jakarta - Setidaknya ada lima hal yang bisa dipetik dalam semangat Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H. Salah satunya yakni tuntuna Rasulullah dalam mengelola kemajemukan dan perbedaan, menyemaikan persaudaraan serta hidup dalam perbedaan yang jauh dari aspek kekerasan.

Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sambutannya di acara Dzikir Bersama Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1433 H, di Silang Monas, Jakarta, Minggu (5/2).

Kelima hal tersebut adalah, pertama, meneladani ahlak dan budi pekerti, sikap, tutur kata, dan kesantunan Rasulullah. Kepemimpinan Muhammad SAW tiada bandingannya di dunia ini. "Bagaimana beliau mengelola kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada zamannya," kata SBY.

Nabi Muhammad merupakan tokoh besar yang membawa peradaban dan pencerahaan pada kaum dan bahkan pada zamannya, sehingga menurut Presiden patut dicontoh.

Kedua, mencontoh Rasulullah dalam mengelola kemajemukan dan perbedaan. "Contohnya sangat banyak ketika Rasulullah menyemaikan persaudaraan, hidup dalam perbedaan serta jauh dari kekerasan," SBY menjelaskan.

Hal ketiga yang bisa dipetik dari kehidupan Rasulullah adalah sabdanya agar manusia terus menuntut ilmu dan bekerja keras, tidak putus asa untuk masa depan yang lebih sejahtera.

"Keempat, mari kita petik makna hijrah dan perubahan yang dipimpin dan dijalankan Rasulullah dengan syiar dan dakwah yang teguh dan menjaga keseimbangan atas bangsa yang majemuk untuk membangun masa depan yang mulia," ucap Presiden.

Amat penting, lanjut SBY, bahwa dalam melaksanakan perubahan itu Nabi Muhammad mengajak semua, tanpa ada yang ditinggalkan, untuk membangun masa depan yang penuh peradaban mulia.

"Kelima, betapa Rasulullah tidak berhenti bersabda, bahwa hidup ini harus disertai perjuangan, upaya gigih, dan bekerja sekeras-kerasnya tapi tetap tawakal pada Allah SWT," pungkas SBY, dikutip laman presidensby.info.

BACA JUGA: