Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengirimkan dua anggotanya ke lokasi terkait kasus pembakaran pesantren beraliran Syiah di Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura.

"Dua komisioner terbang ke sana. Kabul Supriyadhie dari angggota sub komisi pemantauan bersama Esti Armi Wulan dari sub komisi penyuluhan Komnas HAM," kata Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, saat berbincang dengan gresnews.com, Senin (2/1).

Menurut Ifdhal, kedatangan pihaknya ke lokasi kejadian ialah terkait dengan kewenangan Komnas HAM untuk melakukan pencarian fakta dalam peristiwa pembakaran tersebut. "Selain melihat persisnya kenapa bisa terjadi pembakaran itu, apa yang memicunya, kami juga akan melihat aspek lain terkait dengan hubungan antarperbedaan aliran kepercayaan dalam agama Islam di Sampang," jelas Ifdhal.

Dijelaskan Ifdhal, kasus Sampang ini berbeda dengan kasus diskriminasi terhadap aliran kepercayaan tertentu yang dianggap sesat. Ifdhal menegaskan, ajaran Islam Syiah bukan aliran sesat. "Ini perlu pendalaman kenapa bisa terjadi karena Syiah berbeda dengan Ahmadiyah, ini bukan tuduhan ajaran sesat. Kalau Ahmadiyah kan dituding aliran sesat, ini tidak. Tidak ada satu blame apapun dari dunia islam terhadap ajaran ini," ucap Ifdhal.

Ifdhal mengatakan, perbedaan antara Islam aliran Sunni dengan Syiah itu sudah biasa dan berdampingan dalam waktu yang cukup lama. Islam Syiah adalah ajaran yang dibawa oleh pemimpin Imam Ali Bin Abi Thalib. Sementara Islam Sunni terpecah dalam empat mazhab pimpinan Imam Hanafi, Hambali, Maliki dan Syafi´i.

"Karena itu kita mau mendalami lebih jauh kenapa ada penyerangan. Siapa yang menebar kebencian kepada komunitas Syiah ini sehingga ada aksi warga yang massif," jelas Ifdhal.

Ifdhal menyebutkan bahwa pesantren yang dibakar merupakan lembaga pendidikan yang didirkan oleh Takjul Muluk. Sekolah itu sebenarnya banyak membantu warga miskin di sekitar Kecamatan Omben untuk mendapat pendidikan. "Mereka membantu anak-anak tidak mampu untuk bersekolah," tutup Ifdhal.

Pekan lalu, ratusan warga menyerang kompleks pesantren Syiah di Dusun Nangkernang Sampang, Madura, Jawa Timur. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun seluruh bangunan pesantren hangus dan rata dengan tanah. Kini 500 kepala keluarga komunitas Syiah terpaksa mengungsi di lapangan olahraga.

BACA JUGA: