JAKARTA, GRESNEWS.COM - Secara aklamasi seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuanagan (DPD PDIP) meminta Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Ketua Umum DPP PDIP periode 2015-2020. Meski usulan ini baru akan dikukuhkan dalam Kongres PDIP pada 2015 mendatang, namun n Megawati sudah menyatakan kesiapannya meminpin kembali partai berlambang banteng moncong putih ini lima tahun ke depan.


Menanggapi dukungan terhadap Megawati untuk jadi ketua umum kembali ini, pengamat politik yang juga peneliti pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengaku sudah memprediksi sejak awal keterpilihan Megawati untuk menjadi Ketum PDIP periode 2015-2020. Alasannya, saat ini hanya kefiguran dan ketokokohan Megawati yang dianggap dapat mempersatukan internal PDIP.

Sebaliknya, kata Zuhro, ketika suksesi kepemimpinan dialihkan ke figur lain, besar kemungkinan PDIP akan mengalami gejolak atau konflik internal. "Peran bu Megawati masih dianggap cukup penting mempersatukan internal PDIP karena trah Soekarno masih sangat melekat di tangan beliau," kata Siti Zuhro kepada Gresnews.com, Sabtu (20/9).

Menurut dia, pertimbangannya hanya Megawati yang bisa menghidari
PDIP dari konflik. Karakteristik massa PDI Perjuangan yang sangat tergantung dengan sosok Megawati juga memberi sumbangsih keterpilihan Megawati.

Namun demikaian, ia berpendapat, bagaimana pun PDIP membutuhkan regenerasi kepemimpinan secara demokratis tanpa harus menghilangkan peran Megawati. “Ibu Mega tetap memiliki potensi dan peran besar sebagai sosok pemersatu agar PDIP tidak pecah karena konflik,” ujarnya.

Zuhro berpendapat, semua kader partai yang dianggap berpengalaman dan mumpuni menjadi pemimpin harus diberi kesempatan yang sama untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum.

Seperti diketahui, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menerima aspirasi Ketua DPD Tingkat I PDI-P seluruh Indonesia yang memintanya kembali menjadi Ketua Umum PDI-P periode 2015-2020. Salah satu alasan Megawati menerima permintaan tersebut adalah keinginan membantun Joko Widodo menjalankan pemerintahannya.

“Saya berpengalaman di partai politik dan pemerintahan. Sebagai Presiden kelima saya ada banyak pengalaman dan manfaat yang bias saya bagi saat Jokowi menjalankan pemerintahannya lima tahun ke depan,” jelasnya usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP, di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/9).

Sedangkan manfaat untuk partai, kata Megawati, kepengurusan baru nanti tak perlu memulai semuanya dari nol. Pasalnya, Megawati merasa telah menguasai seluk beluk PDI-P dan telah memiliki program yang bisa dilanjutkan oleh di periode 2015-2020.

Sementara Partai Gerakan Inddonesia Raya (Gerindra) juga mengukuhkan Prabowo Subianto menjadi ketua umum, menyusul meninggalnya Ketua umum partai Suhardi karena sakit. Kongres Luar Biasa yang digelar di di Nusantara Polo Club, Krangan, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/9) untuk memilih ketua umum menyepakati untuk memberikan mandat ketua umum kepada Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto.

“Semua peserta kongres sepakat meminta pak Prabowo merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Gerindra hingga terselenggaranya kongres partainya yang pertama," kata Ketua KLB Gerindra Ahmad Muzani kepda wartawan, Sabtu (20/9).

Sama dengan pendapat Siti Zuhro, keterpilihan Prabowo, kata Muzani juga karena alasan Prabowo diangggap para kader Gerindra dari Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah Gerindra mampu menjaga kesolidan partai. Sementara kongres pertama Gerindra, lanjut Muzani, baru akan dilakukan pada 2015 mendatang.

BACA JUGA: