JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (11/9), untuk membahas berbagai hal termasuk dalam pentingnya menangkal radikalisme, termasuk masalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Dalam kunjungan pertama tahun 2006, saya mengingat Anda berbicara pentingnya merangkul Islam dan Barat serta bekerja sama mengatasi radikalisme," kata Presiden saat menyambut mantan PM Inggris periode 1997-2008 seperti dikutip situs setkab.go.id, Kamis (11/9).

Presiden SBY dan Tony Blair, berbagi pandangan tentang beragam masalah yang berkembang, termasuk menyangkut perkembangan di Timur Tengah. Pertemuan kedua tokoh ini merupakan yang ketiga kalinya. Tony Blair adalah salah satu dari kwartet (PBB, AS, Uni Eropa, dan Rusia) yang menangani masalah Timur Tengah.

Tony, menurut Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah, ingin mendengarkan pandangan Presiden SBY atas masalah Timur Tengah dan bagaimana perkembangan Syria, bagaimana penanganan masalah ISIS, dan konstelasi perkembangan di kawasan Eropa Timur. "Mantan PM Tony Blair sebenarnya ingin melihat kerjasama antar agama dan mereka punya pondasi antara agama dengan Darunajah Indonesia dan satu sekolah Katolik di Inggris," katanya.

Saat mengunjungi Presiden SBY pada 2013, Tony Blair memuji kemajuan yang telah dicapai Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden SBY. Dibanding 15 tahun yang lalu, ketika ia masih menjabat PM Inggris, menurut Tony Blair, Indonesia maju pesat, dengan pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan.

Tony Blair juga menyampaikan pujian atas peranan Presiden SBY selaku co-chair  High-Level Panel of Eminent Person on Post-2015 Development Framework. Tony menyampaikan harapan framework dapat dihasilkan  pasca Millenium Development goals (MDGs).

"Beliau (Blair) ingin mendengarkan apa yang menjadi sisipan Indonesia utamanya Pak Presiden atas masalah-masalah di timur tengah, bagaimana melihat perkembangan Syria, bagaimana melihat penanganan masalah ISIS, bagaimana pula melihat konstelasi perkembangan di kawasan, apakah itu di eropa timur terkait Ukraina," ujar Teuku Faizasyah.

Mengenai ISIS, Faizasyah mengatakan penanganan masalah tidak bisa dengan pendekatan militer. Sehingga harus dipikirkan bersama langkah ke depan apa yang harus diambil. "Jadi kita sendiri tidak bisa mengambil suatu sikap pada saat sekarang manakala yang lebih diutamakan adalah menghancurkan ISIS itu sendiri. Jadi harus ada suatu kejelasan platform ke depan seperti apa. Jadi intinya seperti itu," jelasnya.

Mengenai Ukraina, Blair, lanjut Faiz, menjelaskan assessment-nya bagaimana konteks hubungan Rusia-AS. SBY menggarisbahwahi Rusia tetap harus dirangkul karena banyak masalah global yang tidak bisa diselesaikan apabila negara seperti Rusia tetap berada di pinggiran.

"Jadi memang peran Rusia sangat diperlukan dalam penanganan isu-isu timur tengah misalnya. Dan hal ini juga menjadi pemikiran Tony Blair. Dari sini beliau akan ke Amerika Serikat, dan juga akan ketemu dengan Obama, misalnya. Jadi hasil dari pembicaraan tadi tentunya akan dibagi dengan kepala-kepala negara lainnya," ungkapnya.

Setelah bertemu SBY, Tony Blair juga mengunjungi Presiden terpilih Joko Widodo. Keduanya terlibat perbincangan tertutup di rumah dinas Jokowi di Taman Suropati. Rombongan Tony datang di rumah dinas di Jalan Taman Suropati No 7, Jakarta Pusat pada pukul 16.00 WIB, Kamis (11/9). Tony menumpang mobil Land Cruiser bernopol CD 15 44.

Mobil yang ditumpangi Tony langsung memasuki halaman rumah Jokowi dan berhenti di depan pintu masuk. Tony dan sejumlah orang lainnya langsung masuk ke dalam rumah. Tampak juga beberapa paspampers berjaga di sekitar area rumah dinas Jokowi. (dtc)

BACA JUGA: