JAKARTA, GRESNEWS.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri belum akan memutuskan siapa bakal calon yang diajukan partainya menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Sikap itu menurut Pengamat Komunikasi Politik dan Media Paramadina Graduate Schools AG. Eka Wenats Wuryanta menandakan, Megawati masih berambisi untuk maju, namun dia ingin memanfaatkan popularitas Jokowi untuk meraup suara PDIP dalam pemilu legislatif. "Dia (Megawati Soekarnoputri-red) masih ukur kekuatan," kata Eka kepada Gresnews.com, Senin (30/12).

Tanda-tanda masih berambisinya Megawati dapat dilihat dari cara Mega yang saat ini tampak terus "menempel" Jokowi. Dengan begitu Mega bisa berharap popularitas dan elektabilitas dirinya juga bisa ikut terkerek oleh Jokowi. Untuk posisi PDIP pada Pemilu 2014 nanti memang diperkirakan akan cerah. Hasil survei yang dilakukan oleh The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 13 hingga 20 November 2013 menunjukkan, tren dukungan masyarakat kepada PDIP adalah yang tertinggi.

PDIP sebagai sebuah partai bentukan sejak zaman Orde Baru berdasarkan hasil survei CSIS itu masih memiliki pemilih loyal. Sebanyak 74,6 persen para pemilih loyal itu juga masih akan memilih partai berlambang banteng moncong putih itu. Meroketnya popularitas PDIP itu berdasarkan survei tersebut berbanding lurus dengan meroketnya Jokowi.

Bahkan dalam Pilihan Presiden berdasarkan top of mind responden, sebanyak 34,7 persen memilih Joko Widodo. Survei CSIS itu juga menemukan bahwa tingkat dukungan terhadap Jokowi semakin terkonsolidasi bukan hanya dari pemilih-pemilih PDIP tetapi juga dari pemilih partai lain.

Data serupa juga diungkapkan dari hasil survei Charta Politica yang dilakukan pada tanggal 28 November hingga 6 Desember 2013. Survei ini mengungkapkan Jokowi masih unggul dalam tingkat elektabilitas capres 2014. Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya mengatakan meroketnya tingkat elektabilitas Jokowi itu dikarenakan figurnya yang disukai berbagai kalangan. "Jokowi itu seperti anti-tesa dari seluruh Capres," kata Yunarto kepada Gresnews.com.

Yunarto menambahkan sebanyak 38,4 persen responden memilih Jokowi pada Pemilu 2014 mendatang. Dan karena popularitas Jokowi itu akhirnya bisa mengangkat popularitas dan elektabilitas partai yang menaunginya. Sebanyak 38,1 persen responden memilih PDIP karena figur capresnya. Yunarto bahkan bertaruh bila PDIP akhirnya mengusung Jokowi tanpa keikutsertaan Megawati, maka Pilpres 2014 hanya akan berlangsung satu putaran.

BACA JUGA: