PENOLAKAN konser Lady Gaga terus menuai kontroversi dan akhirnya bermuara di gedung DPR RI Senayan. Ketika beberapa organisasi masyarakat (Ormas) yang mengatasnamakan Federasi Umat Islam (FUI), Front Pembela Islam (FPI), Majelis Majelis Intelektual dan Ulama Pemuda Indonesia dan beberapa Ormas lainnya.

Mereka datang ke komplek Senayan, untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM).

Di tengah RDPU terjadi ketegangan antara anggota Ormas dengan politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul.

Ketegangan berawal ketika Ormas menyampaikan keinginannya kepada Komisi III agar konser Lady Gaga yang rencananya akan digelar di Indonesia, khususnya di Jakarta  untuk dibatalkan.

"Kita menuntut Satgas Anti Pornografi dengan menolak Lady Gaga karena menampilkan pornografi. Kami juga meminta Komisi III DPR agar menolak konser Lady Gaga. Kami juga telah mendatangi Polri dan Alhamdulillah, Polri mencabut ijin konser," kata Sekjen FUI, Muhammad Alkhattat saat menyampaikan pendapatnya kepada komisi III di Gedung DPR, Selasa (22/5).

Menanggapi permintaan itu sejumlah anggota Komisi III yang hanya dihadiri enam orang anggota dewan tersebut mendukung penolakan konser Lady Gaga, seperti dilontarkan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmad Yani.

"Kami secara lugas mengirim surat, kepada kepolisian bahwa Komisi III, menolak kehadiran Lady Gaga. Oleh karena itu, menurut kami tidak hanya soal Lady Gaga, semua hal yang berbau pornografi tidak boleh ada di Indonesia," ucap Ahmad Yani.

Senada dengan koleganya, Andi Amhar dan Bukhari Yusuf dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpendapat senada, bahwa keduanya mewakili PKS menolak konser penyanyi asal Amerika Serikat berdarah Italia tersebut.

"Jika dibiarkan, maka Lady Gaga akan menajadi virus, oleh karena itu kami mendukung ormas Islam agar membatalkan konser. Kami juga menghimbau kepada kepolisian untuk mengontrol pornografi di daerahnya," pungkas Bukhari.

Putusan Mabes Polri
Pernyataan berbeda dilontarkan Ruhut Sitompul yang meminta agar Ormas menghormati keputusan yang akan dikeluarkan oleh Mabes Polri. Ruhut juga meminta jika konser tersebut tidak dibatalkan, agar Ormas tidak melakukan tindakan anarkis.

"Yang dihina agama Kristen, yang membela Islam. Saya ini Kristiani, ajaran agama saya. Pemerintahan yang sah harus didukung, oleh karena itu apapun yang diputuskan pemerintah, jangan anarkis. Ada aturan mainnya. Polda mendukung bapak-bapak, tapi finalnya ada di Mabes Polri. Tapi apapun keputusan pemerintah, hormati. Jangan anarkis," ajak Ruhut.

Pernyataan ini langsung memantik reaksi keras pada Ormas-ormas tersebut, sebelum rapat yang dipimpin oleh Nasir Djamil itu ditutup.

Usai rapat tersebut ditutup, Alfian Tanjung dan Bachtiar Nasir, Sekjen UMI langsung mendatangi Ruhut di kursinya sehingga menimbulkan reaksi keras Ruhut. "Apa? Saya tidak takut sama kalian," teriak Ruhut. Beberapa kali Ruhut berteriak, untuk mencegah terjadinya adu jotos, Ruhut diamankan oleh Pamdal DPR. Usai rapat, Ruhut tampak keluar dari ruang rapat dan sejumlah anggota FUI mendekatinya. Ruhut terlihat ketakutan dan berteriak. "Jangan anarkis."

Diakui Alfian, pernyataan Ruhut saat rapat tersebut merupakan sebuah ancaman. "Bahasa itu ancaman, itu kalimat yang hidden, yang lain tidak ada yang bicara seperti itu."

Usai diamankan Pamdal DPR, sejumlah anggota Ormas terus mencari keberadaan Ruhut dan mendesak supaya politisi yang akrab di panggil ´Poltak Raja Minyak´ itu untuk meminta maaf atas semua perkataannya dalam rapat tadi.

Namun selang beberapa waktu, setelah Ormas tidak menemukan keberadaan Ruhut, mereka membubarkan diri.

Konfirmasi Ruhut Sitompul
Seusai RDPU, kalangan pers mendatangi Ruhut untuk mendapatkan komentarnya.

Menurut Ruhut, anggota-anggota Ormas mendatangi dirinya seusai rapat. "Mereka (Ormas) nyamperin, kalau aku sih lucu aja, aku ketawa aja. Pasalnya aku mengecek ke internal komisi III dijadwalkan tidak ada RDPU dengan FUI dan FPI. Tiba-tiba dtang. Maka sebagai anggota aku datang pada acara tersebut."

Ruhut mengaku prihatin menyikapi RDPU tersebut, karena apapun keputusan Mabes Polri terhadap konser Lady Gaga harus didukung.

"Saya katakan dengan tegas. Indonesia pemerintahan yg sah, wajib kita dukung, Apapun keputusan Mabes Polri, karena Mabes yang mengeluarkan ijin, ya ojo ke susu (jangan terburu-buru). Kepada Ormas-ormas yang anarkis jangan... Pemerintah sudah tidak main-main. Nanti bisa dibubarkan," ungkap Ketua DPP Partai Demokrat ini lagi.

Ketika disinggung alasan meninggalkan ruang rapat dikawal Paldam, pemain sinetron ini menolak dikatakan penakut. "Saya tidak sembunyi. Ruhut ini anak kolong. Selama saya menegakkan kebenaran, langit boleh runtuh. Bayangkan, ketua anak kolong, yang gitu-gitu angin berlalu. Sepoi-sepoi. Saya tidak (terancam), saya santai saja, karena selalu memegang tangan Tuhan."

Menyinggung soal desakan permohonan maaf kepada Ormas, Ruhut menolaknya dengan sengit. "Apa yang harus dimintai maaf. Saya laki-laki mantap. Masuk barang itu," tambah Ruhut.

Merasa terintimidasi? "Mereka mau intimidasi saya, tapi saya si Poltak. Sudah merasakan seluruh asam garam."

BACA JUGA: