JAKARTA, GRESNEWS.COM - Di tengah kondisi perusahaan yang terus merugi dan diambang kebangkrutan PT Garuda Indonesia (Persero) tidak juga menerapkan efisiensi.  Hal itu terlihat dari susunan Jajaran pejabat Direksi yang mencapai 9 orang.
 
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mendesak Garuda melakukan efisiensi pada jajaran direksinya. Hal ini menyusul isu kebangkrutan perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN karena mengalami kerugian mendalam pada kuartal pertama di tahun ini.

"Jajaran direksinya sangat tidak efisien 9 orang.  Buat apa? Perusahaan sedang rugi," ujar Agus, Jumat (9/6).C

Garuda sebagai perusahaan yang terdaftar di lantai bursa, menurut Agus, bisa diberhentikan izin usahanya karena melanggar peraturan perihal pengangkatan direksi.

"CASR  (Civil Aviation Safety Regulation) atau PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil)  menyebutkan bahwa Direktur Operasi dan Direktur Teknik adalah bagian dari Board, bukan pejabat Direktur," ujarnya.

Menurutnya Garuda bisa di stop perdagangannya di lantai bursa, karena selain mengesampingkan aturan keselamatan dalam CASR. Selain itu pengangkatan Direktur di luar RUPS adalah pelanggaran terhadap POJK  Nomor 33 Tahun 2014.

Ditambahkannya, bahwa sangat krusial bagi suatu maskapai dalam menyusun personelnya sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam CASR 121.59 dan 121.61 yang mengatur tentang syarat syarat minimum personel manajemen dan kualifikasi personel. "Ini pemerkosaan terhadap regulasi" pungkas Agus.

Kerugian yang dialami Garuda, kata Agus, dikarenakan oleh beberapa faktor seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.

 "Selain juga karena utang kerugian yang besar  dan banyak jenis pesawat yang digunakan sehingga M&O mahal," tutur Agus.

Terkait utang Garuda yang sangat besar mencapai Rp39,6 triliun tahun ini, Agus menyarankan,  agar Garuda Indonesia melakukan merestrukturisasi utang atau menjual sahamnya.

"Garuda Indonesia kan perusahaan publik, untuk masalah utang paling restrukturisasi utang atau jual saham kurangi saham pemerintah," ujar Agus.

Diberitakan sebelumnya  omzet Garuda Indonesia menyusut pada triwulan II 2016 lalu sebesar 63.190,972 dolar Amerika.  Sedangkan pada tiga bulan pertama 2017, perusahaan penerbangan milik negara ini mengalami kerugian cukup mendalam sekitar Rp1,31 triliun.(rm)

BACA JUGA: