JAKARTA, GRESNEWS.COM - The Australian, merilis gambar kapal penyelamat yang digunakan para pencari suaka yang dipulangkan oleh Angkatan Laut Australia ke Indonesia, yang terdampar di sebuah pantai di kawasan barat pulau Jawa, Sabtu (1/2) dini hari. Dari gambar tersebut terlihat perahu yang terbuat dari bahan fibreglass berwarna oranye tersebut tampak canggih dan kecil kemungkinan kapal itu dibeli oleh para pencari suaka.

The Australian mengutip harian The Daily Telegraph yang melaporkan kapal canggih tersebut ditemukan terdampar oleh pihak berwenang Indonesia di kawasan pantai barat Jawa dan dipercaya memuat sekitar 60 orang pencari suaka. Menurut harian tersebut kapal itu adalah satu dari 11 kapal yang dibeli oleh pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott untuk menyetop para pencari suaka memasuki wilayah Australia.

Komandan Operasi Kedaulatan (Operation Sovereign) Letjen Angus Campbell mengakui pembelian kapal-kapal tersebut pada pertengahan Januari lalu. Namun ia enggan menjelaskan untuk apa kapal-kapal itu akan digunakan.

Tony Abbott sendiri ketika ditanya soal kapal itu mengatakan gambar kapal penyelamat yang terdampar di Indonesia itu "agak menarik" tetapi menolak untuk mengatakan apakah kapal itu digunakan pemerintah Australia untuk mengirimkan kembali para pencari suaka ke Indonesia. Abbott hanya mengatakan, kebijakan pemerintah soal perlindungan perbatasan adalah untuk mencegah gelombang kedatangan kapal-kapal pencari suaka.

Ia mengutip pendapat para calon pencari suaka yang dilaporkan telah mengatakan jalur menuju ke Australia saat ini sudah ditutup. "Well terimakasih tuan, jalannya sudah ditutup... dan sejauh yang pemerintah ini tahu adalah tidak akan pernah dibuka kembali," kata Abbott, seperti dikutip The Australian.

Juru bicara Menteri Imigrasi Scott Morrison enggan berkomentar soal kapal penyelamat itu. Dia mengatakan pemerintah tidak akan menyediakan infomasi mendetail tentang hal berkaitan dengan operasi pengamanan perbatasan.

Morrison sendiri mendapat tekanan dari parlemen saat rapat dengar pendapat Kamis lalu, yang menyelidiki kerahasiaan tingkat tinggi di sekitar satuan tugas Operasi Kedaulatan Perbatasan itu. Morrison menolak menjawab apakah dia telah membaca satu seri laporan yang dia cari untuk dicegah agar tidak dirilis.

Morrison mengklaim memiliki kekebalan terhadapi kepentingan umum dalam dokumen itu dan mengatakan dirilis dokumen-dokumen itu akan membawa risiko bagi personel angkatan laut dan bea cukai, mencederai hubungan luar negeri dan membahayakan keamanan nasional.

BACA JUGA: