JEPANG memastikan akan kembali mengoperasikan reaktor atom setelah insiden kecelakaan nuklir akibat bencana tsunami yang melanda negeri itu pada 11 Maret 2011 silam.

Media di Jepang menulis, pengoperasian kembali reaktor itu bisa dilakukan pada pekan ini. Hal ini sekaligus menandai kemenangan pemerintah dalam perdebatan tentang kebutuhan sumber energi nuklir guna mendorong perekonomian negaranya.

Tsunami yang menerpa Jepang menyebabkan krisis pada tiga pembangkit nuklir di Daiichi Fukushima sehingga memaksa 100 ribu orang harus diungsikan.

Jepang merupakan salah satu negara dengan ketergantungan reaktor nuklir yang besar.

Reaksi penolakan publik atas rencana pengoperasian kembali pembangkit nuklir seiring krisis energi yang terjadi selama musim panas seperti yang terjadi dalam enam pekan terakhir.

Pekan lalu, Perdana Menteri Yoshihiko Noda sudah mengumumkan rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali reaktor nuklir. Pengumuman PM Noda itu disampaikan dalam tayangan langsung di televisi. Dalam pidatonya, Noda mengingatkan bahwa Jepang tergantung pada pasokan minyak dari Timur Tengah sehingga rentan terkena imbas dari memburuknya situasi geopolitik di kawasan.

"Ini bukan hanya tentang pasokan listrik sepanjang musim panas dan permintaan dalam jangka pendek. Jika ketergantungan akan bahan bakar fosil meningkat dan harga listrik naik tajam, hal itu akan berpengaruh pada toko-toko ritel dan usaha kecil dan menengah," ucap PM Noda, seperti dikutip Washington Post. 

BACA JUGA: