Jakarta - Reformasi selama 13 tahun dinilai tidak memberikan manfaat buat rakyat kecil dan hanya dinikmati segelintir orang terutama dari kalangan partai politik.

"12 tahun Reformasi menumbuhkan korupsi secara dini mulai Sabang sampai Merauke sambung menyambung," kata Ketua Presidium Indonesa Police Wacth (IPW), Neta S Pane, dalam Halal bihalal aktivis Prodem, di Jakarta, Sabtu (10/9).

Menurut Neta,tindak korupsi telah tumbuh semakin subur dalam 5 tahun terakhir ini. Lebih parahnya lagi, lanjut dia, pelaku korupsi ini didominasi oleh para Kepala Daerah.

"Begitu tumbuh subur peluang Korupsi di darah tapi tidak dibarengi dengan tindak tegas proses hukum," kata Neta.

Neta menambahkan, dirinya sering mendapat informasi ada koruptor yang menjalani hukuman di penjara dapat hidup mewah dan bebas ke mana-mana selama bisa membayar.

"Di LP, mereka sangat enojoy, beli kamar, harga 100 juta, fasilitas AC, internet. Dia bisa bebas pura-pura sakit, 5 juta satu hari, izin rumah sakit hanya 1 juta," tutur Neta.

BACA JUGA: