Ratusan warga Kampung Pulo bergerombol di depan gang-gang sempit menuju perkampungan mereka yang berada di bantaran kali. Mereka bersiap menghadang Satpol PP dan polisi dengan jumlah yang tak kalah banyak.

"Dulu kita dijajah kompeni sekarang kita dijajah Ahok!" teriak seorang warga. Hari Kamis (20/8) ini adalah batas waktu yang ditentukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov DKI) melalui Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk merelokasi menggusur bangunan liar yang berdiri puluhan tahun di atas tanah negara di Bantaran Kali Ciliwung.

Sempat terjadi negosiasi alot antara Satpol PP dengan warga yang sudah memblokir ruas jalan Jatinegara dengan bangku meja dan kursi. Namun negosiasi tidak berjalan mulus, bentrokan pun pecah antara ratusan warga dengan Satpol PP. Perang batu tak terhindarkan membuat ruas jalan Jatinegara bak medan pertempuran.

Satpol PP sempat kewalahan menghadapi ratusan warga yang terus merangsek. Puluhan motor yang terparkir di pinggir jalan tak luput dari amukan warga yang marah terhadap aksi penggusuran tersebut. Sebuah Buldozer yang akan digunakan untuk menggusur warga pun dibakar. Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, polisi turun tangan dengan melepaskan gas air mata dan menyemprotkan water canon.

Bentrokan sempat reda namun tak lama berselang kembali pecah bentrokan yang lebih mencekam. Bentrok warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur,  dengan aparat Satpol PP menelan empat korban luka-luka. Korban luka berasal dari kedua belah pihak. Korban dari pihak warga berjumlah tiga orang. Satu korban seorang Satpol PP.  Ketiga warga yang terluka sudah digotong untuk mendapatkan pertolongan. Satu dari tiga warga yang menjadi korban pingsan. Puluhan motor pun rusak akibat bentrokan tersebut. (Edy Susanto/Gresnews.com)

BACA JUGA: