JAKARTA, GRESNEWS.COM - Permintaan mundur Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menimbulkan spekulasi di berbagai kalangan bahwa Karen akan mendapat jatah jabatan menteri. Apalagi pernyataan mundur tersebut bertepatan saat-saat pergantian pemerintahan.

Nama Karen santer disebut akan masuk dalam kabinet Jokowi sebagai Menteri ESDM, dan ini dikaitkan dengan isu lama dimana pada tahun 2011 lalu, Karen juga santer disebut akan menjadi Menteri ESDM di Kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hasil reshuffle. Sayang ketika itu.

Hanya saja spekulasi soal jabatan menteri itu dinilai terlalu prematur. Politisi PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan tidak ada indikasi mundurnya Karen sebagai Direktur Utama Pertamina berhubungan dengan posisi menteri, khususnya Menteri ESDM di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut Hendrawan, hingga saat ini partainya tidaklah mengurusi siapa-siapa yang akan menduduki posisi menteri di kabinet Jokowi-JK. Dia mengatakan, penunjukkan jabatan menteri merupakan kewenangan Jokowi selaku presiden terpilih. Partainya, kata Hendrawan, sedang fokus menghadapi gugatan dari pasangan nomor satu yaitu Prabowo-Hatta di Mahkamah Konstitusi.

Dia menilai isu yang beredarnya Karen mundur untuk mengisi posisi menteri di pemerintahan Jokowi terlalu awal. "Kita sekarang fokusnya ke hasil MK. Nanti segala sesuatunya akan indah pada waktunya," kata Hendrawan kepada Gresnews.com, Jakarta, Senin (18/8).

Sayang Hendrawan tak mau menjelaskan apa yang dimaksud dengan kata indah pada waktunya. Apakah maksudnya Karen pada waktunya memang akan mengisi jabatan seperti yang diisukan? Hendrawan tak menjawabnya.

Isu jabatan menteri untuk Karen juga dibantah oleh Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir. Dia mengatakan mundurnya Karen dari posisi Dirut memang murni karena mendapatkan tawaran dari berbagai pihak namun tawaran tersebut tidak ada hubungannya dengan politik. "Itu sangat spekulatif. Proses pengunduran diri ini sudah lama," kata Ali di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), Jakarta, Senin (18/8).

Dia mengungkapkan tawaran yang datang kepada diri Karen berasal dari dunia pendidikan dan perusahaan internasional. Seperti diumumkan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Karen memang dikatakan akan mengajar di Harvard University.

Ali menegaskan pengunduran diri sama sekali tidak terkait dengan pergantian pemerintahan dimana berdasarkan isu yang beredar, Karen dicalonkan sebagai Menteri ESDM. Menurutnya Karen berencana mundur sejak tahun lalu, namun karena Karen berkompromi akibatnya kembali menjabat di periode kedua masa jabatannya.

Ali mengungkapkan Karen sudah mengajukan surat pengunduran diri kepada Dewan Komisaris, Dewan Direksi lalu pemegang saham yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) per 13 Agustus lalu. Dia menuturkan, proses selanjutnya pemegang saham akan mengadakan Rapat Umum Pemegangan Saham Luar Biasa (RUPS-LB).

Setelah itu Dewan Komisaris akan menunjuk apakah penggantinya berstaus pelaksana tugas (Plt) yang berasal dari direksi yang ada atau langsung menunjuk Direktur Utama Definitif. Kendati demikian, Ali mengungkapkan sebelum tanggal 1 Oktober 2014, Karen tetap menjalankan tugasnya sebagai Direktur Utama. "Pemegang saham apakah menunjuk definitif atau tidak, itu kewenangan pemegang saham," kata Ali.

BACA JUGA: