JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyayangkan sikap Kementerian Perhubungan yang tidak menyetujui usulan pembedaan tarif angkutan laut pada siang hari dan malam hari saat mudik lebaran. Padahal pembedaan tarif lebih murah pada siang hari dan lebih mahal pada malam hari dimaksudkan untuk memecah kepadatan penumpang dan kendaraan di malam hari.

Direktur Utama PT ASDP Ferry Danang Baskoro menjelaskan pemberlakuan tarif murah pada pagi dan siang hari diusulkan karena pada pukul 8 pagi hingga 6 sore, kondisi pelabuhan masih lengang dan kepadatan akan terjadi pada malam hari. Sehingga PT ASDP berusaha mencari alternatif mengubah minat pemudik agar mau melakukan aktivitas mudik di siang hari dengan insentif tarif murah di siang hari yaitu sebesar Rp275.000 untuk jenis kendaraan dan Rp11 ribu untuk orang. Lalu pada malam hari, perusahaan akan menaikkan tarif  sebesar Rp450.000. Berkurangnya minat pemudik melakukan perjalanan pada siang hari diduga karena kondisi cuaca yang panas saat mengantri memasuki kawasan pelabuhan.

"Pemberlakuan tarif mahal di malam hari itu sama saja seperti jaman dulu ketika orang memilih waktu jam telpon. Dulu kan orang memilih waktu jam telpon di malam hari karena lebih murah. Nah kalau mudik ini bagaimana orang tertarik untuk mudik di siang hari," kata Danang, Jakarta, Kamis (17/7).

Danang sangat  menyayangkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan yang tidak menyetujui pemberlakuan tarif tersebut. Ia menuturkan dalam setiap pertemuannya dengan Kementerian Perhubungan, dirinya selalu meminta kejelasan kepada Kementerian Perhubungan apakah rencana tarif tersebut disetujui atau tidak. Padahal pihaknya sudah mengirimkan surat permohonan dan persetujuan sejak bulan Februari lalu. Namun hingga sekarang Kementerian Perhubungan tidak memberikan jawaban permohonan PT ASDP tersebut. Danang sendiri mengaku tidak tahu alasan Kementerian tidak segera memberi jawaban.

Meski demikian Danang mengaku punya  alternatif lain agar pemudik tetap tertarik mudik di siang hari yaitu dengan memasang tenda sepanjang 1 Kilometer. Untuk itu perusahaan mengeluarkan dana sebesar Rp5 miliar untuk persiapan mudik. Dana tersebut sudah termasuk pemasangan tenda sepanjang 1 Km. Langkah tersebut merupakan bentuk pelayanan kepada pengendara sepeda motor agar memilih mudik di siang hari. Danang mengakui cara seperti itu tidak efisien, tetapi cara itu harus dilakukan untuk memecah kepadatan pemudik di malam hari. "Saya inginnya pada saat mudik Indonesia tidak seperti Afrika yang berbondong-bondong ke pelabuhan," kata Danang.

Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Prasetyo B Utomo menambahkan selain membentuk tenda sepanjang 1 Km, perusahaan juga menyiapkan armada sebanyak 32 kapal untuk mengangkut kendaraan dan orang yang ingin menyebrang dari Merak ke Bakauheni, kemudian dari Jawa Timur ke Bali. Rata-rata per kapal mampu mengangkut diatas 250 kendaraan. Disatu sisi PT ASDP  juga bekerjasama dengan pihak swasta agar mengangkut para penumpag dan kendaraan di hari mudik.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang kendaraan sepeda motor, perusahaan melakukan pengaturan dengan memberikan sekat di Merak Beach. Langkah ini dilakukan agar para pengemudi kendaraan bermotor lebih teratur dan tidak mengambil jalur kendaraan bermobil. Jika kendaraan bermotor mengambil jalur mobil petugas tidak akan memproses penyebrangannya.

Ia memperkirakan jumlah pemudik pengguna kendaraan bermotor akan meningkat 10 persen dari tahun lalu. Sementara tahun lalu jumlah kendaraan bermotor mencapai 12 ribu sampai 13 ribu. "Kita sudah antisipasi dengan penambahan jumlah armada yang ada," kata Prasetyo.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan telah meminta jajaran Direksi ASDP untuk mencari cara memecah kepadatan mudik khususnya kendaraan bermotor di malam hari saat mudik. "Tahun lalu ASDP sudah bagus dalam menghadapi mudik. Tahun ini harus lebih baik lagi, saya minta untuk cari solusi memecah kepadatan pemudik di malam hari," kata Dahlan.

BACA JUGA: