Erick Thohir Masih Pantas Pimpin PSSI?

PSSI makin terasa hanya milik satu orang: Erick Thohir. Rangkap jabatan sebagai Ketua PSSI dan Menpora bikin publik bertanya — ini federasi sepak bola, atau panggung politik pribadi?

Dulu Erick dielu-elukan sebagai penyelamat sepak bola. Pengalaman internasional dan koneksi globalnya dianggap modal besar. Tapi setelah gagal di kualifikasi Piala Dunia, yang muncul bukan evaluasi—melainkan strategi mempertahankan citra. Timnas berubah jadi alat promosi politik, bukan simbol kebanggaan nasional.

Konferensi pers megah, sorotan kamera, dan setiap kemenangan timnas dijual sebagai ‘prestasi pribadi’. Tapi di balik itu, liga tetap semrawut, pembinaan jalan di tempat, dan konflik kepentingan kian nyata. Bagaimana publik bisa percaya reformasi PSSI, kalau satu orang pegang dua kekuasaan sekaligus?

Sekarang pertanyaannya sederhana tapi penting: apakah Erick Thohir masih pantas memimpin PSSI—sementara ia juga Menpora? Atau sudah saatnya ia memilih: jadi pemimpin olahraga, atau penguasa citra?

Tulis pendapatmu di kolom komentar — apakah Erick sebaiknya mundur, sebelum sepak bola kita benar-benar kehilangan arah?