JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menyusul kasus terjangkitnya 28 warga Singapura oleh virus zika, pemerintah pun mengambil langkah preventif dengan mengeluarkan travel advisory atau tindakan berhati-hati dan anjuran untuk tidak mengunjungi negara persemakmuran Inggris tersebut, untuk mencegah masuknya virus zika ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan Nilla F. Moeloek saat melakukan rapat kerja dengan Komisi IX DPR, kemarin. Selain mengeluarkan travel advisory, Menteri Kesehatan juga memperketat perbatasan dengan memasang thermoscaner di pelabuhan dan bandara yang menjadi pintu masuk orang dari Singapura ke Indonesia.

"Kami mendapat kabar ada peningkatan korban di Singapura sehingga harus melakukan perlindungan di dalam negeri," ungkap Nilla Moeloek di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (31/8).

Ia juga telah memerintahkan kepada seluruh kantor kesehatan pelabuhan serta dinas kesehatan yang berlokasi di perbatasan wilayah Singapura, seperti di Batam, untuk terus melakukan pengawasan. Di Bandara Soekarna-Hatta Jakarta sendiri telah dipasang empat buah alat thermoscanner atau alat pemindai panas yang telah dipasang di area kedatangan.

Nantinya, apabila ada penumpang yang memiliki panas lebih dari 38 derajat Celsius maka patut dicurigai telah terjangkit virus zika dan akan langsung diserahkan kepada pihak rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. "Kami juga meminta kepada masyarakat untuk terus waspada, apabila ada gejala demam tinggi harap langsung diperiksakan," ujarnya.

Orang yang terinfeksi virus zika mempunyai ciri-ciri yang hampir mirip dengan demam berdarah. Bahkan virus zika juga menular melalui media yang sama yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Walaupun tidak lebih berbahaya dari demam berdarah, tetapi jika virus ini menjangkiti ibu hamil bisa berakibat pada janin yang dikandung. Janin akan mengalami mikrosefali atau pengecilan otak serta tengkorak bayi saat lahir.

"Mikrosefali bahkan kerusakan otak adalah efek yang mungkin terjadi akibat virus zika, ini yang kami khawatirkan," tegasnya.

Ia mengungkapkan, tidak ada cara khusus untuk mencegah penyebaran virus zika, satu satunya cara adalah menghambat pertumbuhan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Cara ini sama dengan pencegahan terhadap penyakit demam berdarah, yaitu dengan tidak memberikan kesempatan kepada nyamuk untuk berkembang biak serta menghancurkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi genangan air tempat jentik-jentik nyamuk bersarang.

SEGERA LAKUKAN PEMETAAN - Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Amelia Anggraini juga mengingatkan Kementerian Kesehatan agar segera melakukan pemetaan wilayah-wilayah endemik DBD di Indonesia. Hal tersebut, menurutnya penting dilakukan sebagai langkah waspada pemerintah Indonesia terhadap penyebaran virus zika yang ditemukan dan telah menjangkiti beberapa orang di Singapura itu. "Dengan begitu kita dapat membatasi perkembangan virus zika," ujar Amel di DPR, Rabu (31/8).

Ia juga mengatakan, karena virus ini medianya sama dengan nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk yang membawa wabah DBD dan juga berpotensi menyebabkan virus zika, perlu penegasan agar pemerintah berupaya penuh untuk siaga dalam mencegah penyebaran virus zika Singapura ini. Kemenkes, menurutnya, harus punya langkah-langkah preventif seperti memberdayakan kader Posyandu.

"Perluas cakupan komunikasi informasi, edukasi dan promosi. Mengingat kewaspadaan infeksi virus zika ini penting," cetusnya.

Diberitakan sebelumnya Australia, Taiwan, dan Korea Selatan telah mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk menghindari perjalanan ke Singapura. Kasus zika dikonfirmasi telah menjangkiti 23 negara dan wilayah di Benua Amerika. WHO memperingatkan, virus itu menyebar amat cepat di Benua Amerika. Jumlah korban terinfeksi tahun ini diprediksi 4 juta orang.

Virus zika yang telah menginfeksi manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi, konjungtivitis (mata merah) dan ruam. Gejala-gejala penyakit zika dapat menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.

Virus zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda, pada tahun 1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria pada tahun 1954.

Virus Zika menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar Afrika dan Asia pada tahun 2007 di wilayah Pasifik Selatan. Pada Mei 2015, virus ini kembali merebak di Brazil. Penyebaran virus ini terus terjadi pada Januari 2016 di Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Di Indonesia sendiri, telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun 2015.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia sendiri menjadi negara yang rentan terpapar berbagai virus. dengan banyaknya pelabuhan dan titik masuk ke Kepulauan Nusantara, Indonesia yang ada di daerah tropis berpotensi mengalami ledakan kasus zoonosis atau penyakit yang bersumber binatang.

BACA JUGA: