JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kehadiran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar IX, Minggu (19/6), menjadi sinyal kuat bahwa Ahok akan mendapatkan dukungan penuh dari partai berlambang pohon beringin tersebut. Pelaksana Tugas Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar DKI Jakarta, Yorrys Raweyai mengatakan, hadirnya Ahok dalam Musda Golkar itu menjadikan suasana lebih meriah.

"Acara Musda ini jadi luar biasa setelah Pak Ahok hadir, " kata Yorrys di acara Musda IX DPD DKI, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Minggu (19/6).

Yorrys mengaku, agenda Musda adalah untuk sinkronisasi program kerja 100 hari DPP Golkar, sehingga bisa satu suara ataupun menyamakan suara antara pusat dengan partai di daerah.

"Sesuai arahan Ketum Setya Novanto, sampai waktu Juli semua DPD 1 telah terkonsolidasi dengan baik menggelar Musda di daerah, namun Musda DPD DKI menjadi barometer untuk tempat lainnya," jelasnya.

Dia menilai Musda tersebut akan digelar selama satu hari, diharapkan Musda ini bisa berjalan baik, karena bisa terjalin konsolidasi yang kuat. Bahkan dia menambahkan, Novanto akan menghargai hak prerogatif DPD Golkar DKI Jakarta untuk menyatukan bakal calon gubernur DKI Jakarta dalam Pilgub  2017. Selanjutnya tinggal disampaikan kepada tingkat pusat. "Kita sepakat akan mendukung Ahok sebagai calon gubernur DKI 2017," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ahok, yang memperoleh keistimewaan menghadiri acara tersebut, mengatakan, ia akan membahas terlebih dulu ke Teman Ahok terkait dukungan Golkar terhadap dirinya.

"Kalau saya terserah didukung atau diusung, kita pilih yang terbaik, tapi saya akan membahas hal ini kepada Teman Ahok," kata Ahok.

Ahok mengatakan, dirinya belum bisa memastikan apabila Musda DPD DKI Partai Golkar akan mendukungnya. "Lihat aja nanti, saya diundang ya hadir," jelasnya.

Ahok sendiri mengaku telah mengetahui bahwa Golkar mendukung pemerintahan Jokowi, dengan demikian dipastikan Golkar juga akan mendukung dirinya. "Tidak heran, kalau Golkar dukung Pak Jokowi. Saya sudah perkirakan Golkar bakal dukung Jokowi, ya pasti saya juga didukung," ujarnya.

Sementara itu soal Teman Ahok, dia mengaku tengah dalam proses mengumpulkan satu juta KTP warga DKI Jakarta, tetapi sudah ada partai lain seperti Nasdem, Hanura dan Golkar yang memberikan dukungan. "Jadi Teman Ahok melihat ada tiga parpol yang mengerti suara rakyat, tanpa ada persyaratan," ujarnya.

MERUSAK KONSOLIDASI - Sementara itu pengamat politik dan hukum Standarkiaa Latief justru melihat kehadiran Ahok dalam Musda Golkar DKI memperlihatkan bahwa Ahok merupakan figur plin-plan yang justru akan merusak konsolidasi demokrasi.

"Perilaku tersebut sebenarnya sekaligus melecehkan pendukungnya di Teman Ahok, yang sejak awal terbentuk menyatakan diri sebagai pengusung dari garis independen," kata Standarkiaa kepada gresnews.com, Minggu (19/6).

Teman Ahok telah bergiat mengumpulkan KTP warga DKI Jakarta dengan target jumlah tertentu sebagai syarat majunya Ahok sebagai calon gubernur dari jalur nonpartai.

Ketua Umum Serikat Kerakyatan Indonesia (Sakti) itu menilai, sikap Ahok tidak tegas dan plin-plan. Dalam perkembangan berikutnya justru sepak terjang Ahok mencerminkan perilaku politik yang mengabaikan etika, dengan merengek kiri-kanan minta dukungan partai. Termasuk kepada Golkar yang kemungkinan besar akan meletakkan dukungannya karena pertimbangan tertentu. Apalagi Ahok dilihat telah merangkul banyak pemilik modal papan atas.

"Dalam budaya politik sangat penting melihat perilaku dan nilai-nilai yang dianut seseorang, karena nilai-nilai tersebut akan mencerminkan sikap dan pola kepemimpinannya, bisa dipercaya atau sebaliknya," tegasnya.

Menurutnya, manuver Ahok hadir dalam Musda Golkar juga merupakan upaya melecehkan partai politik yang sebelumnya relatif "miring" melihat Ahok maju sebagai kandidat dengan jalur independen. Belakangan ternyata parpol justru seolah mengemis untuk menjadi pendukung Ahok.

"Akhirnya Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti bisa dilihat sebagai contoh model rusaknya konsolidasi demokrasi yang semakin parah, jauh dari kualitas yang diharapkan," ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono, hanya memaklumi dukungan Golkar kepada Ahok.  "Ya dulu kan Ahok memang dari Golkar jadi sah aja Golkar usung Ahok," kata Arief kepada gresnews.com, Minggu (19/6).

BACA JUGA: