JAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Golkar bersiap mengambil langkah baru dalam sejarah politik nasional dengan memilih menjadi oposisi dalam pemerintahan yang akan datang. Wakil Ketua Partai Golkar Fadel Muhammad meyakini, kebijakan partai untuk menjadi oposisi pemerintah bukan pilihan keliru.

Dia mengambil contoh sikap politik PDI Perjuangan yang konsisten 10 tahun menjadi oposisi pemerintah. "Saya kira kebijakan partai begitu, sesekali kita perlu belajar juga. Coba lihat PDIP, mereka besar jadi menang gara-gara mereka oposisi kan?" katanya di kediamannya, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

PDIP menjadi oposisi selama dua periode kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Analisa Fadel, saat itu PDIP menyusun kekuatan untuk memenangkan pemilu selanjutnya.

"PDIP karena mereka oposisi dua kali. Ada menyusun kekuatan. Kalau kita belajar politik praktis di Amerika, sudah dua calonnya demokrat dan republik. Satu pegang satu di luar parlemen. Ini contoh Amerika yang sangat bagus," ungkapnya.

Berkaca dari pengalaman PDIP, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini menilai, Golkar bisa semakin besar jika berani mengambil sikap menjadi oposisi. "Sudah waktunya Golkar belajar seperti itu. Supaya lima tahun lagi dapat memangkan pertarungan," tegas Fadel.

Menanggapi rencana besar Golkar ini, salah satu partai koalisi yang mendukung pasangan Jokowi-JK, Nasdem menyayangkannya. Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella menyatakan, sebenarnya kubu Jokowi-JK tidak mempermasahkan jika Golkar bergabung dalam koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. "Kalau Golkar bergabung itu bagus-bagus saja," ujar Patrice.

Namun, ia mengingatkan Golkar, bila bergabung dalam koalisi Jokowi-JK harus tanpa syarat. "Bergabung itu harus dengan keikhlasan dan kerelaan, jangan bergabung dengan tidak rela dan permintaan syarat-syarat tertentu," ujar Patrice.

BACA JUGA: