-
Sikap Presiden Jokowi terhadap Isu PKI
Sabtu, 03/06/2017 17:15 WIBPresiden Joko Widodo kembali berbicara soal isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Presiden menegaskan tak ada ruang untuk komunisme di Indonesia.
"Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI. Karena sekarang ini banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit," kata Jokowi di hadapan para mahasiswa dan warga Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017).
Jokowi mengatakan, payung hukum pelarangan komunisme di Indonesia sudah sangat jelas dan tegas. Di dalam TAP MPR ditegaskan bahwa keberadaan komunisme dilarang di Indonesia.
Jokowi mempertanyakan soal desas-desus kebangkitan komunisme di Indonesia. Jokowi menegaskan, negara dengan sangat tegas melarang keberadaan PKI. "Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena jelas, susah jelas, di konstitusi kita jelas, ada TAP MPR bahwa komunisme dilarang di negara kita Indonesia," tegas Jokowi.
"Jadi, kalau bisa tunjukkan pada kita, tunjukkan pada saya, saya akan gebuk detik itu juga!" tambah Jokowi.
Presiden tak terima jika dirinya dikaitkan dan disebut melindungi komunisme. Dia menjelaskan bahwa PKI dibubarkan saat usianya baru tiga tahun, sehingga tak mungkin dia dikaitkan dengan keberadaan PKI.
Dia pun mempersilakan untuk mengecek silsilah keluarganya. Apalagi dengan era keterbukaan informasi saat ini, kata Jokowi, sangat mudah mencari tahu tentang silsilah dan latar belakang keluarga seseorang.
"Mengecek kan gampang sekarang. Muhammadiyah punya, di Solo juga ada. Dicek saja, orang tua kita tinggal di mana, di kampung mana, di desa mana. Kakek nenek kita juga bisa dicek. Sangat mudah sekali diberi keterbukaan seperti ini," kata Jokowi.
"Sebetulnya saya juga malas menanggapi, tapi karena sekarang ada kesempatan saya ngomong lah. Karena ini forum besar, sangat mudah sekali. Ada orang bermain kata-kata, menduga-duga, ngeceknya sangat mudah sekali," tambah Jokowi. Jokowi juga mengatakan berita di media sosial belum tentu kebenarannya dan sangat mudah sekali dibuat-buat. (dtc/mfb)Bambang Tri, Penulis Buku "Jokowi Undercover" Divonis 3 Tahun Penjara
Senin, 29/05/2017 15:16 WIBPenulis buku ´Jokowi Undercover´ Bambang Tri Mulyono akhirnya divonis hakim hukuman 3 tahun penjara. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Blora, Jawa Tengah
menilai Bambang bersalah telah menyebarkan ujaran kebencian melalui media sosial Facebook.
Majelis juga menilai Bambang bersalah melakukan penghinaan kepada penguasa. "Menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara (untuk Bambang Tri Mulyono)" kata Ketua Majelis Hakim Makmurin Kusumastuti di PN Blora, Jawa Tengah, membacakan amar putusan, Senin (29/5).
Atas putuan itu Bambang Tri langsung menyatakan banding. "Ya saya menyatakan banding," ujar Bambang Tri.
Sebelumnya Bambang dilaporkan oleh Michael Bimo Putranto, seorang pengusaha disebut Bambang dalam bukunya sebagai keluarga Jokowi. Ia pun ditetapkan sebagai tersangka karena membuat buku ´Jokowi Undercover´. Buku tersebut dianggap berbau suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Buku Bambang dijual dan didistribusikan melalui media sosial. Sebab tidak ada toko buku yang bersedia menjual hasil karyanya tersebut.
Ia ditangkap oleh Bareskrim Polri. Berkas perkara yang telah dinyatakan lengkap atau P21 akhirnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Blora dan disidangkan di Pengadilan Setempat.
Ia dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta Pasal 207 KUHP tentang Penghinaan terhadap Penguasa. (dtc/rm)Sosok Jokowi Dimata Luhut
Minggu, 21/05/2017 19:05 WIBMenko Maritim Luhut Binsar Panjaitan punya kesan tersendiri terhadap sosok Presiden Joko Widodo. Menurutnya, banyak orang salah paham tentang karakter asli pria yang akrab disapa Jokowi itu.
"Jokowi, mungkin orang lihat dia bukan tentara, lemah lembut, ini orang galak loh. Coba aja kemarin bilang gebuk, digebuk beneran," tutur Luhut saat memberi arahan dalam Rapimnas Golkar di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (21/5).
Luhut mengaku sudah bertemu dengan pemimpin dengan karakter berbeda. Namun, Jokowi di matanya adalah sosok spesial. Latar belakang Luhut sebagai seorang prajurit pernah mendapatkan beragam karakter komandannya.
"Saya lihat beliau (Jokowi) ini realistis, kadang dia pragmatik, kalau dia putuskan dia nggak meralat, itu saya senang," ungkap Luhut.
Luhut juga memandang Jokowi sebagai pribadi yang bersih. Sejauh ini, Luhut menganggap Jokowi tak pernah terlibat dalam kasus korupsi.
"Sampai hari ini saya belum liat cawe-cawe politiknya, uang-uang karena saya kan menteri ESDM dua bulan. Tidak ada nama keluarganya, anak istrinya muncul di situ," sebut dia.
"Nama yang lalu-lalu ada, nggak mungkin disembunyikan tapi ya sudah lah. Tapi jangan yang ngomong sok bersih. Kasih kesempatan Pak Jokowi," sambung Luhut. (dtc/mfb)Jokowi Kecewa Investasi Saudi Lebih Besar ke China
Jum'at, 14/04/2017 14:00 WIBPresiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui dirinya sedikit kecewa. Jokowi dengan sedikit bercanda, bahkan mengungkit upayanya memayungi Raja Salman saat berkunjung ke Indonesia.
Pemerintahan Jokowi Minus Politik Akal Budi
Selasa, 10/01/2017 14:00 WIBSoal pengelolaan penguatan kebangsaan- politik atau politik akal budi cenderung tidak menjadi fokus pemerintah. Akibatnya, muncul reaksi penguatan identitas yang berlebihan bahkan terjadi sikap intoleransi yang merusak kesatuan bangsa.
Pro-kontra Pengusutan Buku ´Jokowi Undercover´
Minggu, 08/01/2017 09:00 WIBPolisi dituding reaktif atas penanganan kasus penulisan buku ´Jokowi Undercover´.
"Jokowi Undercover" dan Kecermatan Polri Terapkan Pasal Pidana
Selasa, 03/01/2017 11:12 WIBHanya saja, kata Supriyadi, ICJR mengingatkan agar Polri dan aparat penegak hukum bersikap hati-hati dan cermat dalam menerapkan pasal-pasal pidana dalam kasus buku Jokowi Undercover ini.
Menjerat Penulis "Jokowi Undercover" dengan UU Diskriminasi Rasial
Senin, 02/01/2017 21:00 WIBPenulis buku Jokowi Undercover, Bambang Tri Mulyono, dijerat pihak kepolisian RI menggunakan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis (UU Diskriminasi Rasial)
Menebar Isu Memecah Indonesia
Rabu, 28/12/2016 21:00 WIBKarena itu Gatot menekankan, agar semua organisasi rakyat jangan terprovokasi dengan isu yang akan membuat rakyat terpecah.
Menyoal Diplomasi Meja Makan Jokowi
Minggu, 27/11/2016 15:00 WIBAlih-alih meredam tensi massa, diplomasi meja makan Jokowi justru lebih terkesan sebagai upaya sang kepala negara untuk menjaga dan melanggengkan kekuasaannya.
Dua Tahun Jokowi, Ekonomi Masih Lampu Kuning
Rabu, 19/10/2016 19:00 WIBPemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah berjalan selama dua tahun, namun kondisi perekonomian tidak juga menunjukkan perbaikan alias masih lampu kuning.
Amarah Jokowi dan Masalah Pelabuhan
Minggu, 18/09/2016 17:00 WIBPersoalan dwelling time memang menjadi fokus perhatian Presiden Jokowi. Pemerintah masih berusaha untuk menekan biaya logistik agar industri dalam negeri memiliki daya saing.
Alasan Pergantian Kabinet dan Politik Investasi Presiden Jokowi
Minggu, 07/08/2016 16:00 WIBAli melihat reshuffle juga menjadi strategi politik Jokowi untuk mengamankan jalannya pada pemilihan kedua 2019 nanti. Kemampuannya mengelola pemerintahan dinilai akan menjadi investasi politik pada pertarungan selanjutnya.
Habis Munaslub Golkar, Terbitlah Isu Reshuffle
Selasa, 24/05/2016 16:30 WIBPasalnya, dalam reshuffle jilid II sudah kencang diisukan bahwa Golkar akan masuk ke pemerintahan setelah sebelumnya resmi hengkang dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah.
Tantangan Menjalankan Kebijakan Kemudahan Usaha
Kamis, 05/05/2016 19:00 WIBMenurutnya dalam proses perizinan di Satuan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah-daerah perlu ditunjang dengan sistem berbasis internet yang terintegrasi sehingga proses pengurusan izin menjadi lebih efisien.