JAKARTA - Saat ini Indonesia telah melakukan vaksinasi tahap awal atau pertama dengan menggunakan vaksin buatan Sinovac Biotech China. Sinovac menyebut pemberian vaksinnya CoronaVac yang merupakan inactivated vaccine atau virus mati.

Sinovac juga membuat vaksin hepatitis, rabies dan polio. Lalu bagaimana dengan dampak setelah orang diberikan vaksin, dan bagaimana efektivitasnya?

Menurut pakar imunologi Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo MSi MKedKlin SpMK, dampak pemberian vaksin bukan saja berpengaruh pada kekebalan tubuh manusia dan masyarakat tapi juga dapat berpengaruh pada mobilitas dan juga pada perekonomian.

"Pengaruh sosial ekonomi, tentunya akan terpengaruh, terutama setelah mendapatkan vaksin," kata Agung kepada Gresnews.com, Selasa (19/1/2021).

Kemudian, kata Agung, vaksin juga memberikan semangat yang baik dan dapat memicu pada perbaikan ekonomi ke depannya. "Vaksin menggairahkan mobilitas dan tentunya ekonomi juga," jelasnya.

Saat ini, pemerintah Indonesia menggunakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Pemerintah menganjurkan pemakaian vaksin ini untuk orang yang berusia 18 hingga 59 tahun.

Selain itu, Sinovac siap digunakan dalam situasi pandemi seperti sekarang. Menurutnya vaksin Sinovac telah melalui tahap penelitian yang dinilai baik dan aman.

Agung melanjutkan kondisi masyarakat yang telah diberikan vaksin itu lebih kuat daya tahan tubuhnya. "Yang diharapkan akan terproteksi terhadap Covid-19, dengan efikasi 65%," ujarnya.

Adapun efek yang terjadi yang akan dirasakan oleh orang yang telah divaksin seperti umumnya. "Kesehatan tubuh setelah vaksin, pada lima hari pertama merasakan efek lokal suntikan yaitu demam, nyeri atau bengkak di lengan," ujarnya.

Sinovac Biotech China menyebut pemberian vaksinnya, CoronaVac, bisa lebih efektif jika dosis kedua diberikan dalam rentang waktu yang lebih lama pascadisuntik pertama.

Hal ini berdasarkan uji klinis vaksin Corona Sinovac di Brasil vaksin COVID-19 hampir 20% lebih efektif pada subkelompok kecil pasien yang menerima dosis kedua lebih lama.

"Tingkat perlindungan untuk 1.394 peserta yang menerima dosis CoronaVac atau plasebo dengan jarak tiga minggu hampir 70%," jelas juru bicara Sinovac, dikutip dari Reuters.

Tak hanya pada Sinovac, regulator Inggris mengatakan vaksin Corona dari AstraZeneca-Universitas Oxford juga lebih efektif ketika ada jarak yang lebih panjang antara dosis yang diberikan pertama kali.

Inggris juga telah memutuskan untuk memberikan jarak yang lebih panjang antara dosis vaksin Corona Pfizer dan BioNTech yang diberikan pertama kali dengan dosis kedua.

Juru bicara Sinovac memperingatkan kekuatan data dari sub-kelompok lebih lemah dari hasil efikasi 50 persen, yang didasarkan pada data gabungan dari mereka yang menerima dosis dengan selang waktu dua atau tiga minggu.

Sementara peneliti Sinovac mengatakan uji coba tahap awal menunjukkan jarak waktu empat minggu memicu respons antibodi yang lebih kuat daripada yang menerima dosis kedua vaksin selama dua minggu.

Sinovac belum merilis hasil uji coba tahap III secara global, tetapi vaksin Corona telah disetujui untuk penggunaan darurat di beberapa negara, termasuk Brasil, Indonesia, dan Turki. (G-2)

BACA JUGA: