JAKARTA - Pemerintah kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diseluruh provinsi Jawa dan provinsi Bali berlaku 11 Januari sampai 25 Januari 2021. Kebijakan ini mendapat kritikin dan juga pujian.

Mantan Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan PSBB, meski pandemi Covid-19 kini masih melanda tanah air.

Keyakinan Marzuki ini didasari usai dirinya melihat kondisi perekonomian Indonesia yang kian terpuruk. Belum lagi masalah vaksin Covid-19 yang hingga saat ini belum terselesaikan membuat dirinya semakin resah.

"Segera saja stop PSBB, hidup dengan cara baru 3M. PSBB membuat keluarga miskin baru. kurang gizi, mudah kena penyakit,” katanya melalui akun Twitter pribadinya @marzukialie_Ma yang dikutip Gresnews.com, Selasa (5/1/2021).

Ia meminta hal tersebut, karena PSBB yang diterapkan oleh pemerintah memunculkan kelompok miskin baru yang kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit.

Marzuki menuturkan bahwa kemiskinan membuat rakyat lapar dan kekebalan tubuh menurun. Bukan hanya Covid-19, tetapi penyakit lainnya juga akan datang.

"Agar kita segera berpikir, Covid-19 ini bukan masalah, hidup berdampingan dengan covid, tidak saling ganggu, caranya tegakkan 3M, semua harus patuh," ucapnya.

Ia mengimbau pada pekerja yang dapat bekerja dari rumah agar tetap berada di rumah, sementara bagi yang harus pergi ke kantor maka harus mematuhi protokol kesehatan 3M.

Begitu juga dengan para pelajar yang telah melakukan pembelajaran tatap muka, Marzuki menganjurkan agar protokol kesehatan tetap diterapkan.

"Untuk sekolah, pastikan anak-anak ke sekolah dengan 3M, yakinkan inilah caranya untuk kita sekolah dengan tatap muka. Ruang belajar, harus terbuka sehingga sirkulasi udara bagus," ujarnya.

Ia menjelaskan, apabila PSBB masih terus diterapkan, maka ekonomi nasional akan ambruk dan masyarakat semakin tidak produktif.

"Semakin malas menunggu bantuan," katanya.

Menurutnya, kebijakan tersebut harus diambil agar masyarakat dapat hidup secara sehat, ruang pekerjaan kembali hidup, dan roda ekonomi berputar.

Tak hanya itu saja, Marzuki pun meminta pemerintah untuk hentikan sejumlah impor yang tidak penting.

"Kita tidak mati bila impor buah, gula, kedelai, bawang, daging, ayam, semua kita stop. Kita produksi sendiri, beli sendiri, saatnya mandiri. Hadirkan keyakinan dan optimisme," katanya.

Selain itu, Marzuki juga mengajak masyarakat bersatu untuk membangun negeri dengan kekuatan sendiri. Ia pun mengimbau bangsa Indonesia untuk mengambil pelajaran dari Negeri Tirai Bambu, China.

"Harusnya China bisa, kita pun bisa. Jangan harapkan pertolongan asing," ucap Marzuki.

Sementara itu Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyambut baik langkah pemerintah. "Ya, bagus. Bahkan sekarang terjadi kenaikan yang mencolok dari persentase kasus baru dalam seminggu dua minggu terakhir ini," kata Zubairi kepada Gresnews.com, Rabu (6/1/2021).

Zubair melanjutkan, dengan penetapan PSBB Jawa-Bali itu berarti pemerintah menilai ada risiko penularan yang dapat meningkat atau melonjak.

"Jadi harus segera diantisipasi antara lain dengan PSBB (Jawa-Bali) ini. Saya kira suatu sikap yang menurut saya cukup cepat. Jadi bagus sekali," jelasnya.

Selain di Indonesia, kata Zubair, di beberapa negara pun mulai melakukan kebijakan PSBB atau lockdown, seperti di Jepang dan Inggris. Saat ini semua orang tidak bisa lagi masuk ke Jepang.

Penerapan PSBB di beberapa negara itu dilihat perkembangan kasus Covid-19. Jadi tergantung dari perkembangan pandemi.

"Sekarang lagi naik jadi memang sudah seharusnya membuat sikap itu," cetus Zubair.

Menurutnya, pada saat libur Natal dan tahun baru 2021 lali , banyak masyarakat yang keluar masuk tanpa dibatasi. Hal itu lantaran tidak adanya penerapan PSBB.

Intinya perlu dibatasi perpindahan penduduk. Kemudian jam kerja, work from home harus lebih banyak. Kemudian tatap muka sekolah ditunda dulu.

"Itu semua penting banget untuk menekan laju penularan yang sekarang ini sedang meningkat," pungkasnya. (G-2)

 

BACA JUGA: