JAKARTA - Rendahnya efisiensi dan tingginya biaya merupakan penyebab rendahnya realisasi investasi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi pun tidak tercapai secara optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya incremental capital-output ratio (ICOR) Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. ICOR Indonesia  6,6. Vietnam dan negara Asia Tenggara lainnya memiliki ICOR pada kisaran 3-4.

“Vietnam, yang dulu investasinya jauh di bawah Indonesia, kini sudah berada di atas Indonesia. Iklim investasinya (di Vietnam) sudah sophisticated,” kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H. Maming melalui pernyataan tertulis yang diterima Gresnews.com, akhir pekan ini.

Menurut Maming, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia harus mempunyai jurus jitu mengejar keterbelakangan di investasi. Tugas terberat Bahlil adalah mengalahkan Vietnam soal iklim investasi. "Kita optimistis Bahlil punya jurus dalam mengembalikan keadaan. Beliau banyak akalnya dan selalu berpikir out of the box," ujar Maming.

Presiden Joko Widodo pada saat pelantikan Kabinet Indonesia Maju telah memerintahkan untuk menata ulang berbagai regulasi dan aturan agar tidak menghambat arus masuk investasi ke dalam negeri.

Bahlil merupakan Ketua Umum HIPMI 2015-2019 dan telah dilantik menggantikan Kepala BKPM Thomas S. Lembong dalam kabinet Indonesia Maju 2019-2024. (G-1)

 

BACA JUGA: