Mengapa pandemi COVID-19 adalah waktu yang tepat untuk generasi muda berinvestasi dan mempunyai dana darurat?
Putu Sukma Kurniawan, Universitas Pendidikan Ganesha
Saat ini memiliki dana cadangan di tengah pandemi COVID yang tidak menentu sangatlah penting. Salah satu cara generasi muda bisa mendapatkannya adalah melalui kegiatan investasi.
Pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita bahwa konsep perencanaan keuangan sangat penting untuk dilakukan.
Wabah ini datang secara tiba-tiba dan banyak pihak yang tidak siap karena belum memiliki persiapan, khususnya dalam hal persiapan secara finansial. Aktivitas ekonomi masyarakat pun mengalami kesulitan dan bahkan banyak yang kehilangan pekerjaannya.
Dampaknya adalah keluarga atau individu harus bergantung pada dana darurat untuk bertahan hidup.
Karena itu, saat ini adalah waktu yang tepat untuk generasi muda untuk mulai berinvestasi dan menyadari bahwa adanya dana darurat sangat penting untuk masa depan.
Pentingnya dana darurat
Dana darurat dapat dipahami sebagai dana yang dapat dikeluarkan untuk kondisi darurat di masa depan.
Konsep dana darurat ini diawali dengan kerangka berpikir yang menyatakan bahwa hidup ini penuh dengan ketidakpastian sehingga perencanaan keuangan di masa depan harus memasukkan unsur dana darurat.
Dana darurat hanya boleh dipergunakan untuk keadaan genting, misalnya penyembuhan dari sakit yang datang tiba-tiba, penyembuhan karena kecelakaan kerja, bertahan dari kondisi bencana alam, dan utamanya juga bertahan dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini.
Dana darurat paling tidak dapat dipergunakan untuk bertahan dalam kondisi antara 6 bulan sampai 1 tahun, namun ini tergantung juga dengan kondisi dari seseorang yang ingin memiliki dana darurat.
Seseorang yang belum berkeluarga tentu memiliki kebutuhan dana darurat yang berbeda dengan seseorang yang sudah berkeluarga.
Contoh, misalnya dana untuk kebutuhan hidup sehari-hari bagi seseorang yang lajang mencapai sekitar Rp 1.000.000, maka dana darurat yang disiapkan berkisar antara Rp 6.000.000 sampai Rp 12.000.000.
Tentu besaran ini berbeda dengan orang yang berkeluarga. Dan setiap keluarga seharusnya sudah bisa untuk menghitung berapa besarnya kebutuhan per bulan yang diperlukan dan estimasi besarnya dana darurat yang harus disiapkan.
Secara konsep, dana darurat ini hanya boleh keluar saat keadaan tertentu saja dan disarankan untuk tidak dikeluarkan jika kebutuhan tidak mendesak.
Mulai berinvestasi sedini mungkin
Beberapa data menunjukkan bahwa kesadaran generasi muda untuk berinvestasi masih rendah dan hanya 2% generasi milenial yang telah paham kegiatan investasi.
Padahal kegiatan investasi membantu kita lebih cepat mengumpulkan dana cadangan. Keuntungan dari investasi umumnya lebih besar jika dibandingkan tabungan di bank.
Untungnya di era digital ini, kegiatan investasi dapat dilakukan dengan mudah. Kemudahan dalam proses investasi ini diharapkan akan mendorong generasi muda untuk turut terlibat berinvestasi.
Beberapa perusahaan dalam teknologi finansial telah membuat aplikasi dalam ponsel yang dapat dipergunakan oleh generasi muda untuk melakukan aktivitas investasi.
Aplikasi dalam ponsel ini sesuai dengan karakteristik generasi muda yang menginginkan kemudahan dalam aktivitas, termasuk investasi.
Melalui aplikasi dalam ponsel ini, generasi muda dapat membuat akun, membaca informasi investasi, dan mulai melakukan kegiatan investasi seperti membeli reksadana.
Untuk reksadana saja sudah banyak aplikasi yang bisa dipakai seperti Bareksa, Tanamduit, dan Bibit.
Proses monitoring investasi yang dilakukan pun dapat dilihat melalui aplikasi pada ponsel ini.
Bagi yang baru memulai penting untuk memilih perusahaan dan aplikasi yang terdaftar dan memiliki ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), badan yang mengawasi semua jasa keuangan di Indonesia.
Ini untuk menghindari terjadinya penipuan atau praktik yang merugikan konsumen, seperti contohnya kasus perencana keuangan Jouska yang akhirnya ditutup karena tidak memiliki izin yang dibutuhkan.
Selain itu platform e-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak juga telah mulai menjual produk reksadana dan tabungan emas pada generasi muda.
Menurut OJK, cara ini dinilai efektif untuk mendorong anak muda berinvestasi karena besarnya aktivitas belanja daring yang dilakukan oleh generasi muda.
Beberapa produk investasi dapat dipergunakan sebagai instrumen investasi untuk menyiapkan dana darurat.
Beberapa investasi yang dapat dilakukan oleh generasi muda, khususnya untuk penyiapan dana darurat di masa depan, misalnya investasi pada produk reksadana dan produk tabungan emas.
Reksadana merupakan kumpulan dana dari investor yang dikelola oleh manajer investasi guna diinvestasikan pada produk-produk atau instrumen keuangan seperti obligasi negara, obligasi perusahaan, dan saham.
Sedangkan tabungan emas adalah adalah simpanan dalam bentuk emas menggunakan layanan pembelian dan penjualan emas dengan sistem titipan di perusahaan penjual emas. Tabungan ini bisa berbentuk emas fisik atau pun non-fisik atau digital, salah satu keuntungan tabungan emas digital adalah bisa dibeli dengan nominal berapapun karena tidak terpaku dengan berat cetakan emas.
Keduanya merupakan pilihan yang baik untuk memulai karena bisa dengan jumlah uang yang sedikit dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi atau mudah dijual kembali, yang merupakan ciri-ciri produk investasi yang dapat dipergunakan untuk dana darurat di masa depan.
Dana darurat harus disiapkan sejak dini dan proses ini akan sangat penting untuk meningkatkan literasi keuangan atau pengetahuan tentang layanan keuangan dari generasi muda serta melatih komitmen untuk melakukan pengelolaan keuangan yang baik.
Putu Sukma Kurniawan, Staf Pengajar Program Studi Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
- COVID 19 Indonesia pecahkan rekor: masyarakat menjadi kunci agar rumah sakit tidak ambruk
- Ini penyebab varian delta begitu dominan dalam ledakan Covid 19 Mampukah vaksin melawannya?
- Mitos keliru soal sifat anak tunggal
- Mengapa El Salvador mengadopsi bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah
- Penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta PON 2021 merampas budaya Papua
- Tiga alasan mengapa Cina bisa jadi mediator dalam konflik Israel-Palestina
- Amerika akan lepaskan paten vaksin COVID 19, apa dampaknya bagi Indonesia dan negara berkembang