JAKARTA, GRESNEWS.COM - Indonesia Corruption Watch (ICW) menemukan sejumlah nama calon komisioner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) integritas dan independensinya diragukan.  Penilaian itu didasarkan hasil tracking dan penelusuran rekam jejak terhadap 17 calon komisioner KASN dari sejumlah tempat di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Makassar, dan Yogyakarta. Mereka diragukan integritasnya karena dilatarbelakangi  banyak hal.

Anggota Divisi Monitoring dan Pelayanan Publik ICW Siti Juliantari Rachman mengingatkan bahwa ada lima temuan yang perlu menjadi perhatian panitia seleksi para calon. Lima temuan itu,  pertama terdapat calon yang dekat dengan ormas yang berafiliasi dengan parpol tertentu. Sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi netralitas pengawasan KASN terhadap birokrasi. Kedua, terdapat calon yang bermasalah dengan pengelolaan keuangan negara ketika masih menjabat birokrat kampus karena ada proyek yang terbengkalai. Ketiga, terdapat sejumlah calon yang belum terbuka sepenuhnya memberikan informasi akurat tentang data dirinya sehingga sulit dilacak. Keempat, terdapat calon yang bermasalah dengan kondisi kesehatan sehingga dikhawatirkan tidak akan bekerja maksimal dalam KASN. Kelima, ada calon memiliki hubungan kerja tidak harmonis dengan kolega dan atasan pada saat sebelum melamar KASN.

Tari sendiri enggan menyebut nama-nama calon yang diragukan integritasnya itu. Namun, menurut Tari, ICW telah meminta panitia seleksi dan presiden untuk memilih calon yang benar-benar memiliki integritas dan bersih dari keterlibatan partai politik atau politisi. "Sehingga komisioner terpilih tidak terpengaruh dalam memantau birokrasi," katanya kepada Gresnews.com di Jakarta, Rabu (14/5).

KASN ini juga dinilai akan menambah deretan panjang keberadaan komisi negara yang jumlahnya mencapai 87 lembaga. Dalam praktiknya komisi ini akan memantau pelaksanaan kode etik dan kode perilaku seluruh birokrasi yang berada di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Selain itu, lembaga ini juga mengawasi proses rekrutmen pegawai, promosi dan mutasi di kalangan pejabat serta pelaksanaan program reformasi birokrasi yang sangat penting untuk membersihkan birokrasi dari berbagai praktik KKN yang selama ini terjadi. Lembaga ini merupakan amanat dari UU No. 5 Tahun 2014 tentang (ASN) Aparatur Sipil Negara.

Namun pengamat senior dari Indonesian Public Intitute Karyono Wibowo menilai terbentuknya KASN ini lebih banyak buruknya dibanding manfaatnya. Komisi ini  juga dikhawatirkan akan membebani anggaran negara. Apalagi banyaknya komisi yang ada saat ini efektifitas kinerjanya banyak diragukan.

Karyono menyatakan ada tiga catatan penting dengan hadirnya KASN ini. Pertama, secara umum pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melahirkan banyak lembaga negara yang ternyata dalam implementasinya tidak efektif. Lembaga dan komisi negara tersebut hanya menghamburkan anggaran negara.‬ ‪Kedua, KASN ini bisa menimbulkan overlap antar institusi negara. Sebab untuk mengurus PNS sudah ada Kementerian tersendiri yakni Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.  Cukup itu saja sebenarnya yang diberdayakan. Ketiga, KASN bisa menimbulkan konflik antar institusi. Karena banyak kebijakan yang akan saling bersinggungan seperti dengan lembaga Ombudsman.‬ ‪"Spiritnya oke, tapi jangan sampai nasibnya seperti komisi yang lain hanya hamburkan uang negara," kata Karyono kepada Gresnews.com di Jakarta.‬

Berikut 17 nama calon KASN yang telah tersaring: ‬

‪1. Dyah Kusumastuti (Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama)

2. Ramli Effendi Idri Naibaho (Mantan Deputi SDM Kemenpan tahun 2007-2013)

3. Subagyo (PNS dari BKKBN)

4. Nuraida Mokhsen (Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Reformasi Birokrasi)

5. Faisal Syam (Mantan Senior Manajer SDM PT Telkom)

6. Irham Dilmy (Tim Pengembangan SDM Semen Indonesia)

7. Firmasyah (Komisari PT Jasamarga Pandaan)

8. Tadik Kinanto (Sekretaris Menpan)

9. I Made Suwandi (Dosen IPDN)

10. Waluyo (Mantan Deputi Bidang Pencegahan KPK)

11. Iwan Krisnandi (Mantan Komisioner BRTI)

12. Prijono Tjiptoherijanto (Ekonom UI)

13. M Tahir Kasnawi (Dewan Pakar ICMI)

14. Y Warella (Guru Besar Administrasi Negara Undip)

15. Azhar Kasim (Guru Besar FISIP UI)

16. Sofian Effendi (Mantan Rektor UGM)

17. Achmad Sobirin (Konsultan Revitalisasi Budaya Organisasi KY)

BACA JUGA: