PEKANBARU - Musyawarah Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ke-9 digelar di Pekanbaru, Riau, 30 November-1 Desember. Munas yang kali ini mengambil tema ´Mewujudkan Kepemimpinan Berkarakter Menuju Indonesia Yang Berkeadilan Sosial,´ digadang-gadang akan merekomendasikan kriteria calon presiden.

Munas ini akan diikuti seribu peserta dari seluruh daerah. Alumni HMI seperti Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Mahfud MD, Abraham Samad, Fuad Bawazier, Yusri Ihza Mahendra, Anis Baswedan, dan Zulkifli Hasan dijadwalkan hadir dan mengisi acara sarasehan.  

Muhammad Joni, panitia di media center dan juga Direktur Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukum KAHMI mengatakan dipilihnya tema tersebut agar bisa menginisiasi demokrasi substantif dan otentik, tak cuma demokrasi prosedural dalam memilih presiden. Untuk mengusung calon presiden bukan hanya domain partai politik tapi sejatinya domain rakyat pemilih. Karena itu rakyat pemilih mesti paling menentukan bukan parpol, termasuk dalam pencalonan dan merumuskan kriteria.

"Agar tak ada pengerdilan demokrasi kerakyatan, sepatutnya KAHMI memulai cara baru menjaring calon presiden dan wapres, yakni membuat Konvensi Nasional KAHMI menjaring pemimpin nasional," kata Joni dalam siaran pers yang diterima, Jumat (30/11).

Menurutnya, konvensi dengan mengajukan nama sebaiknya dari arus bawah bukan hanya arus atas atau parpol. Pasalnya kader kepemimpinan tak hanya beredar di elite tapi juga di grassroot. "Agar mekanisme penjaringan itu harus dibangun dari mekanisme masyarakat dan orsos, bukan monopolisasi satu pihak, yang prosedural tapi belum tentu substansial."

BACA JUGA: