JAKARTA - Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, menyatakan perhatian dan kasih sayang dari lingkungan sekitar membuat penderita depresi tidak merasa sendirian. Dengan begitu, ia cepat pulih dan tidak mengalami depresi berkepanjangan.

"Depresi dan gangguan mental emosional lainnya dapat dicegah melalui program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sehingga tercapai kondisi jiwa sehat yang ditandai dengan perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain, dan punya sikap positif," jelas  Nafsiah dalam acara Puncak Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2012 di Lapangan Monas Jakarta, Minggu (14/10).

Depresi tambah Nafsiah ditandai dengan dua gejala utama yaitu rasa sedih, dan hilangnya minat yang berkepanjangan selama dua minggu, dan menetap selama dua bulan."Gejala tersebut bisa menyerang siapa saja, tidak memandang usia dan latar belakang etnis, status sosial-ekonomi, atau jenis kelamin,"ujarnya.

Selain itu, penyalahgunaan zat, gangguan kecemasan, dan keluhan fisik yang umumnya bersifat kronis, seperti penyakit jantung, stroke, HIV/AIDS, dan diabetes, merupakan faktor risiko terjadinya depresi.

Sedangkan faktor penyumbang yang signifikan, kata Nafsiah, adalah faktor biopsikososial, seperti kemiskinan, penyakit kronis, perceraian, perpisahan atau kehilangan orang yang dicintai, kesepian, dan faktor keturunan.

"Makin tingginya gangguan jiwa akibat depresi berat memaksa Kementerian Kesehatan menggalakkan layanan kejiwaan di Puskesmas,"ungkapnya.

Kementerian Kesehatan lanjutnya menargetkan 2014 mendatang, 60 persen Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) bisa memberikan pelayanan kesehatan jiwa.  Dukungan yang diberikan dengan  memberikan pelatihan tenaga kesehatan sehingga akan mampu memberikan pelayanan pencegahan ataupun membantu gangguan jiwa ringan.

BACA JUGA: