Jakarta - Untuk menambah jaringan jalan serta mengimbangi pertumbuhan kendaraan bermotor di ibu kota, rencananya akan dibangun enam ruas jalan tol dalam kota yang pengerjaan konstruksinya akan dimulai Oktober mendatang. Keenam ruas jalan tol dalam kota tersebut akan dibangun layang atau elevated sepanjang 67,74 kilometer dengan total investasi senilai Rp41 triliun.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, mengatakan telah menyetujui permohonan yang diajukan Pemprov DKI Jakarta. "Proposal permohonannya sudah disetujui, tinggal negosiasi dengan investor untuk membiayai pelaksanaan pembangunannya. Kami sudah beri izin, investornya adalah konsorsium Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta,” ujar Djoko, di Istana Wapres, Jumat (27/1).

Keenam ruas tol tersebut adalah koridor Semanan-Pedongkelan, Sunter-Bekasi Raya, Duri Pulo-Kampung Melayu, Kemayoran-Kampung Melayu, Ulujami-Tanah Abang dan koridor Pasar Minggu-Casablanca. Nantinya, pembangunan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun pertama, akan dibangun terlebih dahulu koridor Semanan-Pedongkelan.

Djoko mengatakan, pembangunan ini merupakan rencana jangka menengah yang dilakukan Kementerian PU bersama Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan akibat pertumbuhan kendaraan bermotor yang cukup tinggi setiap tahunnya.

Menurut Djoko, persiapan pembangunan enam ruas jalan tol itu, sudah tidak ada masalah lagi. Bahkan, menurut laporan Gubernur DKI Jakarta, seharusnya pembangunan konstruksi tahap pertama dari enam ruas jalan tol dalam kota itu dapat dimulai pada Oktober mendatang.

Investor pembangunan
Asisten Sekretaris Daerah DKI bidang Perekonomian dan Administrasi, Hasan Basri Saleh menyatakan, investor BUMD DKI yang akan membiayai pembangunan enam ruas jalan tol itu merupakan gabungan dari dua BUMD DKI Jakarta yaitu PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya Grup dengan nama PT Jakarta Tol Road Development (PT JTRD).

"PT JTRD telah lolos prakualifikasi tender. Saya tidak tahu bagaimana proses lelang fisiknya. Karena ada ditangan Badan Pengelolaan Jalan Tol (BPJT). Namun, saya kira semuanya sudah sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, sehingga bisa saja segera terealisasi," kata Hasan, seperti dikutip laman beritajakarta.com.

Proses tender akan dilakukan dengan skema right to match. Artinya, jika dalam tender ada investor yang paling rendah menawarkan biaya pembangunan jalan tol ini, maka PT JTRD sebagai pemrakarsa diberikan kesempatan melakukan right to match atau memilih investor tersebut. Sebab sumber pembiayaan sepenuhnya berasal dari pihak investor.

BACA JUGA: