Jakarta - Kesimpangsiuran keberadaan makam tokoh nasional, Tan Malaka yang diduga berada di makam Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur.

Hal tersebut disampaikan peneliti senior Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV), Leiden, Belanda, Harry A Poeze, yang meneliti keberadaan jenasah Tan Malaka selama 40 tahun.

"Atas dasar penelitian panjang. Kerangka yang diduga Tan Malaka 90 persen dimakamkan di salah satu desa kecil di Desa Selopanggung, Kediri," kata Harry dalam konferensi pers terkait temuan baru makam Tan Malaka, di Jakarta, Senin (9/1).

Sementara itu, Ketua Tim Identifikasi Forensik Tan Malaka dr Djaya Surya Atmadja, mengatakan, tim identifikasi mengatakan uji DNA dilakukan terhadap kepada keturunan dari adik atau keponakan Tan Malaka, Zulkifar. Hal itu dilakukan sebab Tan Malaka tidak memiliki keturunan.

Kandungan DNA
Hasil pengujian sementara terhadap kondisi kerangka jenazah Tan Malaka, kata Djaya, tulang belulang dalam kondisi tidak baik karena sudah berusia 60 tahun. Ia mengatakan, tim menguji dari tulang kepala dan gigi. Diduga Tan Malaka memiliki gigi emas, tapi sudah tidak ada lagi.

"Kandungan DNA sudah sangat sedikit dan terkontaminasi. (Kami berharap) Sudah dapat hasilnya November 2012," ujarnya.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam, mengatakan, persoalan forensik memang belum kelar, begitu pula kesehatan yang juga belum kelar.

Namun, kata dia, dengan adanya penemuan makam Tan Malaka ia meminta pemerintah memindahkan kerangka Tan Malaka ke Taman Makam Pahlawan di Kalibata.

BACA JUGA: