Jakarta - Pagar tembok Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, sepanjang sekitar 30 meter mendadak roboh, Sabtu (24/9) dinihari.

Diduga, tembok roboh akibat penggalian tanah yang dilakukan oleh PT HDR, yang tengah mengerjakan proyek normalisasi saluran air di lokasi tersebut. Hingga kini, bangkai pagar setebal 80 sentimeter dan tinggi 2 meter itu masih teronggok di lokasi. Namun, pihak rumah sakit menuntut agar kontraktor segera memperbaiki tembok tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun, PT HDR, salah satu mitra kerja Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, tengah mengerjakan saluran air di Jl Buluh Perindu, samping RSKD Duren Sawit. Diduga usai menggali saluran air, lubang dibiarkan menganga tanpa diberikan alat pengaman. Padahal, di pinggir saluran air tersebut membentang pula pagar tembok pengaman milik RSKD Durensawit. Tembok sepanjang 30 meter itu pun akhirnya roboh. Beruntung tidak ada korban jiwa, karena kejadian berlangsung malam hari.

Dirut RSKD Durensawit, Jony Ismoyo, mengatakan telah mengirimkan surat pada Walikota Jakarta Timur dan Dinas Kesehatan DKI, terkait robohnya tembok tersebut. Senin (26/9) mendatang, pihaknya juga akan memanggil kontraktor yang mengerjakan normalisasi saluran air tersebut. Ia menuntut pada kontraktor agar segera memperbaiki pagar tembok yang roboh hingga keadaannya sama seperti semula.

"Bukan hanya pagar tembok yang roboh, kabel listrik yang terhubung ke gardu induk juga terputus terkena cangkul pekerja. Akibatnya terjadi korsleting dan listrik sempat padam. Pelayanan pun sempat terganggu," kata Jony, seperti yang dikutip dari laman beritajakarta.com, Sabtu (24/9).

Kabel yang putus itu terhubung dari gardu induk ke Gedung Emergency Psikiatri yang berada di bagian belakang. Padahal, kabel tersebut ditanam di dekat tembok dengan kedalaman sekitar 1 meter.

Terkait hal tersebut, Kasudin PU Tata Air Jakarta Timur, Suhartono, mengaku telah menegur pihak kontraktor yang dianggap lalai dalam bekerja. Ia meminta agar kontraktor tersebut secepatnya memperbaiki pagar tembok hingga seperti semula. Ia juga sangat menyayangkan kinerja mitra kerjanya yang dianggap kurang profesional.

"Saya sudah tegur ke pemborong dan minta agar diperbaiki tembok yang roboh itu. Padahal sebelum melaksanakan tugas, para kontraktor sudah saya kasih pengarahan agar hati-hati saat bekerja," kata Suhartono.

Ia menyebut, PT HDR, saat ini tengah mengerjakan proyek normalisasi saluran air sepanjang kurang lebih 1 kilometer, dengan nilai anggaran Rp1,1 miliar. Proyek yang dikerjakan itu mulai dari Jl Teluk Sibolga hingga Jl Buluh Perindu, Durensawit.

Menurutnya, kontraktor tidak diperkenankan membiarkan saluran air yang telah digali berlama-lama. Setiap lima meter saluran air yang digali, hendaknya langsung diberikan alat pengaman, baik dari beton maupun stagger.

BACA JUGA: