JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pesatnya perkembangan tehnologi informasi hingga dijadikannya dunia maya sebagai sarana kejahatan cyber dan aksi penyebaran paham radikalisme. Telah mendorong DPR mewacanakan pembentukan matra khusus dalam kesatuan TNI yang fokus pada kejahatan dunia maya.

"Komisi I dengan Menteri Pertahanan saat raker, telah menyinggung perlunya pemerintahan saat ini membentuk satuan khusus di TNI untuk menghadapi perang dunia maya," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (19/3).

Indonesia sebagai negara kesatuan yang terdiri dari banyak wilayah-wilayah kecil amat memungkinkan menjadi sasaran dari kejahatan dunia maya. Oleh karenanya, Indonesia tak boleh tertinggal dengan negara lain yang sudah membentuk satuan khusus setelah Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Pembentukan satuan khusus atau matra Cyber Force nantinya harus memiliki satu komando, yakni di TNI. Tidak harus melibatkan Lembaga Sandi Negara maupun Badan Intelijen Negara (BIN). Jika wacana ini direalisasikan, maka ia bersama Komisi I mengaku akan mendukung dan mempermudah masalah anggarannya. "Hal ini masuk dari bagian di bawah satuan TNI yang memang mitra kerja Komisi I," katanya.

Matra baru Cyber Force ini diyakini dapat pula mencegah masuknya paham radikal seperti yang dilancarkan ISIS ke tanah air. Sebab diketahui perang ke depan akan berjalan asimetris dengan memasukkan ideologi yang tidak sesuai dengan kultur Indonesia. Beberapa negara telah siap menghadapi paham baru termasuk ISIS dan radikalisme, Indonesia harus menyusul agar tak kebobolan.

Hal senada sebelumnya juga diungkap TNI, mereka meminta pemerintah untuk segera membentuk Badan Cyber Nasional (BCN) mengingat cyber attack sudah dikategorikan sebagai peperangan politik di masa kini. Hal ini akan menjadi ancaman dan serangan yang sangat serius terhadap keamanan dan ketahanan negara, ekonomi, sosial, politik, budaya dan integrasi nasional.

“Sebagian memang kurang memahami esensi ranah cyber, karena ini tidak terlihat. Bukan komputernya melainkan isi dan datanya, ini yang perlu di protek. Tidak cukup dengan mamasang alat-alat bagus, tapi data bocor,” kata Staf Ahli Panglima TNI bidang C4IST, Yono Reksoprodjo di Jakarta, Senin (16/3).

Penanggung jawab BCN menurutnya lebih baik kembali ke Kepala Negara, sementara isinya dari berbagai lembaga, seperti Kepolisian, BAIS, kementerian itu sendiri dan lembaga-lembaga lain. “Tidak akan terjadi pengambilalihan wewenang, karena urusan cyber ini harus punya banyak tangan, dengan koordinasi kepala negara,” tegasnya.

Pembentukan BCN akan semakin baik dilakukan secepat mungkin, karena persiapannya cukup panjang, seperti ada simulasi, pelatihan, dan uji kesiapan. BCN tak hanya melihat turunnya SK namun harus dipersiapkan secara struktur, agar semua mengerti cara kerja yang tepat. Ia mengingatkan serangan cyber berbeda dengan perang konvensional, yang mempunyai rumus satu musuh diserang dengan satu pasukan. "Ini cukup dilawan satu orang,” katanya.

Menkopolhukam, Tedjo Edhi juga mengatakan melalui cyber attack, lawan dapat menciptakan dampak kerusakan yang masif, seperti melumpuhkan infrastruktur industri keuangan dan pasar modal, fasilitas pelayanan umum, transportasi publik. Internet dapat menjadi senjata efektif, karena memiliki konsekuensi biaya dan korban jiwa yang lebih rendah, dibanding peperangan konvensional.

Menkopolhukam memprediksi beberapa tahun ke depan akan terjadi hal yang lebih buruk seperti, pencurian dan penghancuran data, penyerangan terhadap system data cloud, target link terlemah dalam rantai data exchange, memanfaatkan kelemahan dari system pertahanan cyber.

Maka penting adanya keamanan informasi maupun ketahanan cyber. Menyadari dampak buruk potensi ancaman mengenai ketahanan cyber, Menkopolhukam membentuk sebuah desk ketahanan nasional keamanan informasi cyber nasional atau (DK2ICN). "Ini kebutuhan mendesak yang membutuhkan pola berpikir out of the box untuk mengelola sistem manajemen koordinasi ketahanan dan keamanan informasi di ruang cyber secara integratif," tegasnya.

BACA JUGA: