GRESNEWS.COM - Karakter Margaret Thatcher mirip Soekarno. Berani mengambil risiko dan tidak takut berbeda. Dan bak menara, selalu ingin lebih tinggi dari yang lainnya. Sayang, peruntungan di akhir hayatnya seperti Bumi dan Langit.

Dunia berduka ketika Senin (8/4) kemarin tersiar berita, mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Tatcher meninggal dunia akibat serangan stroke. Perempuan politikus berjuluk "wanita besi" ini akan dimakamkan dalam seremonial militer penuh. Seremonial seperti ini, di Inggris, hanya 1/2 kelas di bawah upacara kebesaran yang biasa dilakukan untuk anggota Kerajaan.

Mengingatkan pada Soekarno, yang menonjol dari Thatcher selama 11 tahun memimpin Inggris adalah kekerasan hati dan kharismanya. Bersama mantan Perdana Menteri Inggris legendaris di era 1940-an, Winston Churchill, Thatcher bahkan dianggap sebagai tokoh paling kharismatik dalam politik Inggris. Dia juga tercatat sebagai Perdana Menteri terlama memerintah dalam sejarah Inggris, sejak 1827.

Margaret Roberts - begitu namanya saat dilahirkan pada 13 Oktober 1925 di Grantham, Lincolnshire, Inggris, Thatcher mengawali karier politiknya sebagai anggota parlemen untuk wilayah Finchley, London Utara (1959-1992). Pendidikan formal tertinggi didapatnya dari sebuah sekolah sekretaris. Namun hal itu tidak menghalangi Thatcher untuk menjadi pemimpin Partai Konservatif, yang dibawanya memenangkan Pemilu pada 1979, 1983, dan 1987.

Sama seperti Soekarno yang punya langgam politik emoh didikte (makanya berkonfrontasi dengan Malaysia dan membuat aliansi untuk menghadapi hegemoni Inggris dan Amerika), Thatcher bersikap keras terhadap Argentina di Malvinas dan dikenal sebagai Perdana Menteri paling lama berseteru dengan gerilyawan asal Irlandia Utara, Irish Republican Army (IRA). Tak heran, IRA begitu bernafsu membunuh sang Perdana Menteri, dan upaya itu nyaris berhasil ketika sebuah bom meledak di Grand Hotel, Brighton, pada 1984.

Secara global, politik luar negeri Thatcher cenderung towering terhadap negara-negara lainnya, ingin terlihat menonjol - seperti halnya Soekarno terhadap Gerakan Non-blok yang dipeloporinya. Keberanian dan karakter yang kuat menjadi modal keduanya dalam mempengaruhi kebijakan politik negara-negara lain, termasuk kebijakan politik negara-negara besar. Itu makanya, mereka populer di dunia - dengan gradasi berbeda tentunya. Di samping membanggakan buat bangsanya.

Seperti Soekarno, kebijakan-kebijakan Thatcher dalam menjalankan roda pemerintahan Inggris pun kerap kontroversial. Deputi Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg menegaskan, "Margaret Thatcher menjadi salah satu figur yang menentukan dalam politik modern Inggris, justru karena kebijakan-kebijakannya banyak menimbulkan perdebatan. Dia sering membelah opini publik," ujar Clegg.

Terakhir, nah ini bedanya nasib Thatcher dan Soekarno. Keunikan karakter Thatcher sangat dihargai di Inggris. Pencapaian politiknya tak pernah direduksi, bahkan oleh mantan lawan-lawan politiknya dari lain Partai dan golongan, yang menggantikan posisi Thatcher setelah perempuan Perdana Menteri itu turun tahta.

"Partai buruh berseberangan dengan banyak sekali kebijakan-kebijakan yang pernah Thatcher buat, tapi itu tidak membuat kami kehilangan rasa hormat terhadap apa yang pernah dia berikan untuk Inggris. Dia akan selalu dikenang sebagai tokoh Inggris yang mendunia," ucap pemimpin Partai Buruh Inggris, Ed Miliband, dalam nada sedih.

Sementara Soekarno menjelang kejatuhannya mendapat banyak caci-maki, jasanya buat bangsa ini direduksi, dan kepergiannya dalam kondisi mengenaskan - kesakitan dan ketidakpedulian. Beda dengan Thatcher yang meninggal dengan tenang di rumahnya di Belgravia, London. (GN-02)

BACA JUGA: