GRESNEWS.COM - Kalau Iwan Fals bersenandung, "Penguasa, berilah hambamu uang ...", maka Dahlan Iskan dan Mahfud MD bernyanyi: "Penguasa, berilah hambamu Partai". Lembaga Survey Jakarta menempatkan Dahlan dan Mahfud sebagai Capres alternatif terpotensial, namun bakal sia-sia tanpa dukungan partai.

Hasil penelitian Lembaga Survey Jakarta (LSJ) terbaru mengenai calon Presiden alternatif menunjukkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menempati urutan pertama dalam hal akseptabilitas dan elektabilitas.

Capres alternatif adalah tokoh nasional yang secara resmi tidak bergabung dalam partai politik, namun mereka sering disebut-sebut oleh media sebagai sosok yang potensial untuk maju sebagai kandidat Presiden RI pada Pilpres 2014 nanti karena dipandang memiliki kapabilitas, integritas, dan popularitas yang baik.

Sebanyak 44,2% responden menyukai Dahlan Iskan, disusul oleh Mahfud MD 42,8% dan Rhoma Irama sebesar 40,1%. Sedangkan dalam aspek elektabilitas, Dahlan Iskan dipilih oleh 17,2% responden, mengungguli Mahfud MD yang dipilih oleh 13,1%, Rhoma Irama 10,8%, Abraham Samad 5,2%, Sri Mulyani Indrawati 3,9%, Chairul Tandjung 3,6%, Djoko Suyanto 2,8%, Rizal Ramli 2,5%, Pramono Edie Wibowo 1,9%, Irman Gusman 1,4%, Gita Wirjawan 1,3%, dan Anies Baswedan 1,1%.

Yang cukup mengejutkan barangkali, survey LSJ juga menempatkan Rhoma Irama sebagai capres alternatif paling populer. Sebanyak 89,9% responden mengaku mengenal si Raja Dangdut itu. Di peringkat kedua Dahlan Iskan dengan tingkat popularitas sebesar 65,3%, disusul Mahfud MD 63,2%.

Dekat Dengan Rakyat

"Dahlan Iskan paling banyak dipilih responden sebagai capres alternatif karena dinilai sebagai pemimpin yang sederhana, responsif, jujur dan merakyat," kata Rendy Kurnia, Direktur LSJ di Jakarta (28/3).

Igor Dirgantara, Peneliti Senior LSJ menambahkan seringnya sosialisasi yang dilakukan ke berbagai wilayah di Indonesia, sosok sederhana yang tidak prosedural dan antiprotokeler, tidak menjaga jarak dengan rakyat dan bawahannya nampaknya semakin disukai oleh masyarakat saat ini. "Inilah alasan mengapa publik memilihnya sebagai capres alternatif potensial di pilpres 2014," kata Igor.

Menurut Igor, masyarakat mendambakan munculnya sosok calon presiden alternatif di Pemilu 2014 mendatang. Di tengah semakin merosotnya tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik karena semakin banyaknya kader partai yang terlibat kasus korupsi, sosok calon presiden alternatif yang notabene tidak tergabung dalam partai politik diharapkan dapat memberikan “angin segar” dalam keberlangsungan proses demokrasi tanah air di masa mendatang.

Dia menjelaskan, kerinduan masyarakat akan hadirnya sosok alternatif ini menjadi harapan besar publik karena ketika kami tanyakan karakter calon presiden seperti apa yang diharapkan publik maka karakter pemimpin yang jujur, bersih, dan merakyat menjadi pilihan masyarakat.

Igor juga mengingatkan, bahwa proses politik yang harus dilakukan oleh Dahlan Iskan tidak mudah. Meskipun memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi proses politik untuk penentuan calon presiden ditentukan oleh partai politik, sedangkan seperti kita ketahui Dahlan Iskan belum memiliki kendaraan politik. Sebagai proses politik untuk mendukung langkahnya tersebut, Dahlan Iskan harus bisa meyakinkan dan mendekati partai-partai politik saat ini. "Selama tidak ada partai politik yang mau mengusungnya maka mimpi Dahlan Iskan untuk menjadi presiden di pilpres 2014 akan sia-sia," kata Igor.

Survey LSJ dilakukan periode 4 Februari s/d 16 Maret 2013 dan dilakukan di 33 Provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 dengan Margin of error +/- 2.8 % dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Populasi dari survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner.

Berdasarkan temuan LSJ, masyarakat mendambakan munculnya calon presiden (capres) alternatif. Masyarakat menyukai calon presiden yang jujur, bersih, dan merakyat (populis). Untuk kompetensi capres, masyarakat menginginkan seorang tokoh yang menguasai masalah ekonomi, karena problem terbesar negara ini adalah di bidang ekonomi. Masyarakat akan mempertimbangkan untuk memilih seorang capres yang mempunyai kemampuan (kapabilitas) dalam memecahkan masalah-masalah nasional (khususnya masalah ekonomi).

Sementara itu, menurut pengamat politik Hanta Yudha, majunya capres alternatif sangat sulit karena tersandung konstitusi. "Sehingga tak jarang Pilpres memunculkan pemimpin apa adanya," katanya. Capres yang akan dimunculkan oleh parpol kata Hanta adalah calon yang memiliki elektabilitas tinggi dan sebagai pengendali partai.

"Namun hingga kini, belum ada capres yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi, masih dibawah 5 persen," katanya. Dia menambahkan munculnya Dahlan dan Mahfud MD sebagai capres alternatif non parpol. "Karena keduanya, kerap melakukan letupan melalui penyataannya yang kerap memancing perhatian publik." (DED/GN-02)

Elektabilitas Capres Alternatif:

1. Dahlan Iskan 17,2 persenm
2. Mahfud MD 13,1 persen
3. Rhoma Irama 10,8 persen
4. Abraham Samad 5,2 persen
5. Sri Mulyani Indrawati 3,9 persen
6. Chairul Tanjung 3,6 persen
7. Djoko Suyanto 2,8 persen
8 Rizal Ramli 2,5 persen
9. Pramono Edhi Wibowo 1,9 persen
10.Irman Gusman 1,4 persen
11. Gita Wirjawan 1,3 persen
12. Anies Bawesdan 1,1 persen.

BACA JUGA: