GRESNEWS.COM - Wacana pencalonan Ani Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat di Konggres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar 30-31 Maret 2013 di Bali menguat. Ada dukungan, ada sinisme. Masalahnya, akankah suami yang juga orang nomor satu di Indonesia bakal memberinya restu?

Direktur Eksekutif Presiden Institute, M. Rahmad termasuk di antara para pendukung. Ia berpendapat, Ani Yudhoyono adalah kader yang saat ini paling cocok sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, yang akan dipilih pada KLB mendatang. "Karena beliau bisa menjadi perekat kubu-kubu yang ada dalam Partai Demokrat," ujarnya. Dia menambahkan, Ani bukan lagi hanya milik SBY, tapi sudah menjadi milik Partai Demokrat. "Karena itulah, Pak SBY harus mengikhlaskan Ibu Ani." 

Namun, soal ikhlas dan tak ikhlas tentu bukan perkara mudah, jika sudah menyangkut istri atau anggota keluarga. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie memberi sinyal jika Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan memberikan restu kepada anggota keluarganya, baik putranya Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) ataupun istrinya, Ani Yudhoyono untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat. Alasannya, lanjut Marzuki, hal itu pernah disampaikan sendiri oleh SBY.

"Pak SBY pernah bilang, Ketum bukan dari keluarga, tidak Ibas juga tidak Ibu Ani," ujar Marzuki, kepada wartawan, Jumat (15/3). "Ketum harus kader, saya (SBY, Red) punya etika, tidak mungkin non kader yang baru memakai jaket biru langsung memimpin Partai Demokrat," Marzuki menirukan ucapan SBY. Pernyataaan Marzuki tersebut diamini anggota Dewan Pembina Ahmad Mubarok, yang kembali menegaskan, SBY tidak akan mengajukan anggota keluarganya sebagai calon Ketua Umum. "Karena hal itu nepotisme, dan Pak SBY tidak suka hal tersebut." 

Perlu Pemimpin Mumpuni

Lain lagi suara Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow, yang melihat fenomena pencalonan Ani sebagai calon Ketua Umum memperlihatkan bahwa Partai Demokrat sedang galau dalam mencari siapa yang bisa menggantikan Anas Urbaningrum. Kalau salah mengambil langkah, bisa berakibat konflik internal partai berkepanjangan. "Apakah figur Ibu Ani bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi Partai Demokrat? Saya sendiri agak ragu. Sebab seorang SBY saja sekarang tak mampu berbuat banyak, apalagi Ibu Ani," katanya kepada Gresnews.com di Jakarta, Jumat (15/3).

Problem Partai Demokrat sekarang, menurut Jeirry, adalah bagaimana agar seusai Kongres tak ada lagi konflik. "Karena itu, figur yang harus dipilih adalah figur yang bisa diterima oleh semua kubu yang bersaing," ujarnya, seraya menambahkan, "Saya kira, nama Ibu Ani dimunculkan dalam kerangka seperti itu."

Sedangkan menurut peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, kemunculan nama Ani sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat merupakan sesuatu yang wajar, karena Ani bagian dari partai tersebut. "Namun pemunculan namanya sekarang akan memicu kegaduhan dalam pertarungan merebut kursi Ketum PD," ujar Lucius. "Saya tidak yakin, Ani mau mengambil risiko itu, atau minimal SBY tak begitu saja leluasa membiarkan isterinya menjadi Ketum di saat tanggung jawab seorang Ketum sungguh diperlukan dalam menyelamatkan Partai."

Jika SBY merestui Ani, kata Lucius, badai di Partai Demokrat akan semakin kencang. Bisa-bisa, Partai Demokrat dianggap partai kuno yang dikelola secara kekeluargaan. "Saya kira, Partai Demokrat harus memilih pemimpin secara demokratis, tidak boleh ditentukan oleh Dewan Kehormatan semata. Jika nama Ani muncul dari aspirasi kader partai, biarkan saja selagi Ani sendiri merasa mampu," cetusnya. Namun Lucius menilai Ani tidak mampu menyelesaikan masalah Partai Demokrat sekarang ini. "Butuh pemimpin yang cerdas dan mempunyai visi kepemimpinan yang mumpuni untuk menyelamatkan PD dari krisis internal. Walaupun hal itu nampaknya susah karena cengkeraman kekuasaan Dewan Pembina yang sangat kuat."

Pasca-ditinggalkan Anas Urbaningrum, posisi Ketua Umum Partai Demokrat kosong hingga kini, dan rencananya pada KLB 30-31 Maret 2013 mendatang akan dilakukan pemilihan Ketua Umum baru. Sejumlah nama beredar, mulai dari kader internal seperti Marzuki Alie hingga kalangan eksternal Djoko Suyanto dan Pramono Edhie. Wacana menjadikan Ani Yudhoyono sebagai ketua umum di KLB Partai Demokrat pertama kali dihembuskan Pimpinan Pusat Persaudaraan Kader Partai Demokrat (Perekat), yang berharap KLB menetapkan secara aklamasi Ani Yudhoyono sebagai Ketua Umum. Ani sendiri pernah menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat pada masa kepemimpinan Subur Budhisantoso. (DED/GN-02)

BACA JUGA: