Jakarta - Selain menuding kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) sudah tidak murni karena adanya elit politik di dalamnya, BEM Batavia Raya menilai kegiatan tersebut telah melanggar konstitusi. Pasalnya, kegiatan tersebut mengatasnamakan mahasiswa dalam lingkup nasional.

"Dengan menamakan itu nasional, maka secara konstitusional tidak pernah ada. Serta oknum banyak yang menunggangi mahasiswa dengan politik. Itu banyak yang memanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk kepentingan tertentu saja," papar Koordinator BEM Batavia Raya, Rahmat Sholeh, dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin (30/1).

Tolak kesepakatan
Menurut Rahmat, apa pun yang diputuskan dan menjadi kesepakatan dalam kegiatan Konami di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), mahasiswa yang  tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Progresif Indonesia (JMPI), termasuk BEM Batavia Raya menolak kesepakatan yang dibuat dalam kegiatan tersebut.

"Menolak hasil kesepakatan yang disepakati di kegiatan Konami. Karena Konami ditunggangi oleh kelompok tertentu (elit-elit politik)," tegas Rahmat.

Sebelumnya diberitakan, ratusan mahasiswa dari berbagai almamater tergabung dalam Konami menggelar pertemuan membahas bagaimana caranya menumbangkan rezim yang saat ini menyesakkan rakyat.

Pertemuan yang digelar di USNI, Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (27/1), mengusung tema ´untuk merdeka kita bersatu´ dihadiri sebanyak 195 mahasiswa dari 55 kampus di 33 Kota dan 18 provinsi di Indonesia.

BACA JUGA: