Jakarta - Jaringan Mahasiswa Progresif Indonesia (JMPI) mengkritik kegiatan Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) yang digelar di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) pada Jumat (27/1). Menurut JMPI, kegiatan tersebut disinyalir telah dimasuki oleh kepentingan elite politik tertentu.

"Kami menarik diri dari Konami yang digelar di USNI. Karena tidak merepresentasikan mahasiswa secara keseluruhan. Kami menduga adanya tangan elite politik yang berkepentingan dalam kegiatan itu," ujar koorinator JMPI, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Muhammad Warakaf, dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/1).

Menurut Warakaf, kegiatan yang mengatasnamakan mahasiswa tersebut sudah tidak murni mengatasnamakan keinginan rakyat Indonesia dan mahasiswa. "Pertemuan yang mengatasnamakan mahasiswa, yang diberi nama Konami bukanlah konsolidasi murni mahasiswa," tegas Warakaf.

Untuk itu, pihaknya mendesak Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) agar segera menyerukan kepada rektor se-Indonesia, bahwa kampus adalah tempat menuntut ilmu, bukan untuk menampung komoditas politik tertentu. "Menyerukan kepada Mendiknas untuk mengintruksikan kepada rektor-rektor di Indonesia untuk melarang kampus dijadikan komoditas politik," ucap Warakaf.

Sebelumnya diberitakan, ratusan mahasiswa dari berbagai almamater tergabung dalam Konami menggelar pertemuan membahas cara menumbangkan rezim yang saat ini menyesakkan rakyat.

Pertemuan yang digelar di USNI, di Jl Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (27/1) ini mengusung tema ´untuk merdeka kita bersatu´ dihadiri sebanyak 195 mahasiswa dari 55 kampus di 33 kota dan 18 provinsi di Indonesia.

BACA JUGA: