JAKARTA, GRESNEWS.COM - Debat Publik Calon Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) diikuti tiga pasangan calon. Ada beberapa persoalan penting mengemuka dalam debat tersebut seperti persoalan kebijakan penataan kota Jakarta dan pemberdayaan masyarakat korban Jakarta.

Dalam debat perdana Jumat, (13/1), masing - masing kandidat mendapat pertanyaan tentang program unggulan untuk memperbaiki Jakarta. Agus Harimurti Yudhoyono kandidat nomor urut 1 menungkapkan perlunya mewujudkan tata kelola birokrasi yang ramah untuk menunjang visi-misinya.

Agus juga menyatakan akan memberikan Bantuan Langsung Sementara (BLS) kepada warga DKI Jakarta yang memiliki keterbatasan ekonomi. Menurutnya, BLS penting dilakukan untuk memastikan semua warga DKI Jakarta yang memiliki keterbatasan ekonomi bisa dibantu taraf hidupnya.

"Kami akan memberikan Bantuan Langsung Sementara kepada warga miskin Jakarta sebesar Rp5 juta per keluarga per tahun," ujar Agus yang juga putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat diminta soal program unggulannya.

Selain itu, Agus melakukan pemberdayaan terhadap RT/RW untuk mengembangkan komunitas dan kemandirian RT-RW. Bantuan akan diberikan senilai Rp 1 miliar. Sedangkan untuk mengatasi penggangguran, pasangan Agus menggulirkan bantuan senilai Rp50 juta per Unit usaha.

Sementara pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memiliki unggulan pendidikan tuntas dan program OK OC (one kecamatan one centre enterprenuershif) untuk menanggulangi krisis lapangan kerja di DKI Jakarta. Sandiaga mengatakan, akan membangun sentra tersebut untuk menekan angka pengangguran. Ia juga tetap menggulirkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dalam bidang pendidikan.

Selain itu, Sandiaga akan memastikan stabilitas harga ok dengan biaya hidup yang terjangkau dikalangan menengah ke bawah. "Mamastikan harga terjangkau khususnya kalangan menengah ke bawah," ujar Sandi.

Djarot Saiful Hidayat calon wakil gubernur DKI nomor urut 2, mengklaim keberhasilan program pembangunan di Jakarta pada masa kepemimpinannya. Dalam hal kesehatan, tambah Djarot, warga Jakarta tak perlu cemas. Pemerintah DKI Jakarta telah membantu pembiayaan rumah sakit bagi warga DKI Jakarta.

Djarot menekankan pada pembenahan sistem birokrasi yang menjadi ujung tombak pembangunan Jakarta. Sejauh ini, Djarot mengklaim warga DKI Jakarta telah cukup puas dengan program kesehatan dan pendidikan yang telah dikerjakannya.

"Sekarang sudah tidak ada lagi keluhan soal warga yang ke rumah sakit. Karena seluruh pembiayaan Rumah Sakit kelas III telah dibiayai oleh pemerintah," ujar Djarot.
SINDIRAN ANIES BUAT AHOK - Pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan sempat menyoal kontrak politik yang ditandatangani Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kepada warga saat mencalonkan Wakil Gubernur pada periode sebelumnya. Anies mempertanyakan komitmen Ahok, calon dengan nomer urut dua ini soal janji politiknya lima tahun lalu yang akan membangun kampung deret di pinggiran Sungai.

"Lima tahun lalu pernah ada janji. Janji itu akan dibangun kampung deret  dipinggir sungai. Dimana janji itu? Dimana kontrak politik itu?," sindir Anies saat menanggapi jawaban Ahok.

Anies menceritakan, saat warga yang mengeluh kepadanya soal janji politik pasangan calon yang akan membangun kampung deret. Terkait janji yang belum direalisasikan itu, Anies meyakini akan mewujudkan kontrak politik tersebut.

"Kami akan menunaikan janji yang belum direalisasikan itu," ungkapnya.

Dalam debat Cagub periode 2017-2022 ini, dipandu langsung oleh Ira Koesno. Dan ada empat panelis. Mereka adalah Dr Imam Prasodjo (dosen Universitas Indonesia), Prof Dr Aceng Rahmat, M.Pd (dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta), Dr Yayat Supriyatna (dosen Universitas Trisakti) dan Dr Enny Sri Hartati (direktur Institute For Development of Economics and Finance).
PERTANYAAN PAMUNGKAS - Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan Ira Koesno, terakhir sebuah pertanyaan penting dilontarkan untuk menakar keteguhan para kandidat cagub-cawagub DKI Jakarta. "Siapkah Anda untuk tidak tergiur tawaran, bujukan, siapkah Anda tidak maju menjadi capres di 2019?" tanya Ira.

Pertanyaan itu adalah pertanyaan pamungkas dari Ira Koesno untuk semua pasangan calon. Ira menyatakan jawaban itu bisa menjadi petunjuk, siapa sesungguhnya yang paling tepat memimpin Jakarta. Tentu tafsiran dan penilaian atas jawaban itu berbeda-beda tergantung masyarakat.

Anies yang pertama kali mendapat giliran menjawab pertanyaan tersebut. Anies  mengutarakan komitmennya menuntaskan masa jabatan, tentu bila dia menang Pilgub DKI 2017. "Ketika kami mendapatkan tugas untuk menjadi pasangan cagub di Jakarta, ini adalah amanat Pak Prabowo Subianto dan Pak Sohibul Iman adalah memimpin Jakarta tuntas 5 tahun," kata Anies.

Anies juga menegaskan kembali dirinya dan Sandiaga akan mengemban amanat itu dengan baik. "Kita juga harus memberikan pendidikan akhlak yang baik dan membuat Jakarta bersatu dalam kebhinnekaan," kata Anies. "Itu amanat yang akan kita tuntaskan selama lima tahun," tegasnya.

Giliran Agus menjawab dengan berputar-putar. Agus ingin membuktikan bahwa dia tulus ingin memperjuangkan kepentingan warga Jakarta.

"Kami di sini untuk berkompetisi, guna mendapatkan kesempatan untuk membuktikan bahwa kami bisa memperjuangkan warga Jakarta," kata Agus.

Itu adalah alasan kenapa pasangan nomor urut 1 hadir di kontestasi ini. Fokusnya adalah strategi memajukan kehidupan warga. "Inilah mengapa kita hadir di sini. Ini jelas kami akan fokus dengan strategi kami," kata Agus.

Dia ingin rakyat mendengar program yang mereka berdua tawarkan. "Menjadi solusi bagi masyarakat Jakarta secara keseluruhan," tandas Agus. Waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan soal komitmen menolak tawaran maju Pilpres 2019 pun telah habis.

Begitu tiba giliran Ahok-Djarot menjawab, nampak jelas keduanya cekikikan. Alih-alih cagub Ahok yang menjawab, melainkan cawagub Djarot-lah yang beranjak dari kursinya dan berbicara di depan para hadirin. "Jiwa raga kami, pikiran kami, kita curahkan untuk warga Jakarta," kata Djarot.

Sementara di belakang, Ahok masih tersenyum saja. Djarot juga menjawab dengan penjelasan bahwa komitmennya bersama Ahok adalah melayani masyarakat ibu kota.

"Kami adalah pelayan warga Jakarta, dengan tulus kami bekerja untuk Jakarta. Kita ingin menjadikan Jakarta bisa dibanggakan oleh republik ini. Maka kami ingin lima tahun lagi mengabdi untuk Jakarta," tutur Ahok.

"Terimakasih," tandas Djarot mengakhiri jawaban dari pertanyaan perihal apakah siap para calon ini menolak pencapresan di 2019 atau tidak.

BACA JUGA: