Sekjen Golkar Idrus Marham buka-bukaan alasan memilih Ridwan Kamil sebagai bakal calon (balon) gubernur Jabar. Idrus menilai Wali Kota Bandung itu memiliki potensi besar untuk menang dibandingkan Dedi Mulyadi.

"Jadi begini partai Golkar mengedepankan kader, apalagi pengurus, tetapi kami ingin menang di Pilkada," kata Idrus usai bertemu Ridwan Kamil di Pendopo, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Sabtu (4/11).

Menurutnya keputusan ini juga berkaitan dengan moto Golkar yakni suara rakyat sehingga konsisten mendengar aspirasi rakyat melalui hasil-hasil survei. "Fakta hari ini, tidak ada satupun survei yang kredibel yang tidak mengatakan bahwa kang Emil sebagai calon gubernur yang tertinggi. Bahkan yang terbaru (Indo Barometer) ini sudah hampir lebih dari 40 persen," jelas dia.

Ia mengaku menghargai kinerja Bupati Purwakarta itu dalam tiga tahun terakhir dalam memperkuat jaringan Golkar di daerah. Namun, pihaknya tidak punya pilihan lain untuk merengkuh kemenangan.

Dia mengatakan tugas Golkar saat ini menyakinkan masyarakat bahwa Ridwan Kamil pantas memimpin Jabar. Golkar akan bertarung habis-habisan untuk memenagkan pilkada tahun depan.

"Bersahabat dengan rakyat maka kita akan bersama melakukan pertarungan. Pilkada 2018 mendatang Golkar berkeyakinan sangat dengan prestasi dan track record Kang Emil, akan memenangkan pertarungan itu," kata Idrus.

Partai Golkar menyerahkan sepenuhnya kewenangan penyerahan SK dukungan terhadap Ridwan Kamil kepada Dedi Mulyadi. Sekjen Golkar Idrus Marham menyakini Ketua DPD Golkar Jabar itu akan patuh.

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi yang juga kader partai Golkar akan maju di Pilgub Jabar. Namun, partai berlambang pohon beringin itu lebih memilih mendukung Ridwan Kamil. Keputusan ini membuat Bupati Purwakarta itu kecewa.

"Demul sebagai ketua (DPD Golkar Jabar) tentu akan melaksanakan keputusan ini," kata Idrus.

Menurutnya dinamika yang terjadi di beberapa wilayah di Jabar dengan keputusan Golkar mendukung Ridwan Kamil, akan mereda. Ia menyakini kader-kader di daerah melaksanakan keputusan partai.

"Jadi saya kira sudah gini, keluar SK Golkar maka hanya ada satu kata mengamankan dan melaksanakan keputusan itu," ungkap dia.

Sebelumnya, Idrus menuturkan SK dukungan Golkar sudah ditandatangani oleh Ketum Setya Novanto pada 24 Oktober lalu. Dalam SK itu tertulis, Ridwan Kamil sebagai Cagub dan Daniel Mutaqien Cawagub.

Lebih lanjut dia menjelaskan sesuai mekanisme partai berlambang pohon beringin itu, penyerahan SK dilakukan secara estafet. Artinya, DPP Golkar akan memberikan SK itu kepada DPD Jabar terlebih dahulu.

"Mekanisme penyerahan sesuai aturan di Partai Golkar nanti kita serahkan kepada DPD Jabar dan setelah itu didampingi oleh pemenangan pemilu Jawa 1 menyerahkannya kepada Kang Emil," Idrus.

Selain itu, kata Idris, Dedi Mulyadi tidak akan pindah partai. Ia menyakini Bupati Purwakarta itu akan fatsun kepada seluruh keputusan yang diambil partai.

"Saya buka rahasia saja saya ketemu dengan saudara Dedi beberapa kali, saya tanya Dinda bagaimana Jabar Dinda SK sudah seperti ini?. Kanda Sekjen sebagai kader saya taat kepada aturan dan saya tidak akan mungkin menghianati Golkar, itu pernyataannya," kata Idrus.

Tidak hanya itu, ia menegaskan Dedi Mulyadi akan tetap menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Jabar. Ia akan pasang badan apabila ada pihak-pihak yang ingin mencoba menggoyang posisinya.

Menurutnya dinamika yang terjadi di lapangan atas sikap Golkar saat ini tidak akan berdampak terhadap perpecahan. Pasalnya, sambung dia, sikap ini sudah diambil melalui mekanisme dan aturan yang berlaku. (dtc/mfb)

BACA JUGA: