Kapolri Jenderal Tito Karnavian menepis anggapan yang menyebutkan polisi dapat merekayasa suatu kasus. Menurutnya dalam internal polisi juga terjadi politik kantor yang saling menjatuhkan hingga bila ada pejabat kepolisian yang merekayasa kasus akan dihantam dari internal kepolisian sendiri.

Termasuk dalam kasus pembacokan ahli IT ITB yang menjadi saksi kasus Habib Rizieq Shihab. Tito mengatakan polisi akan terbuka soal kasus pembacokan ahli IT ITB Hermansyah yang dituding oleh sebagian pihak ada motif politik. Tito menjelaskan kasus tersebut akan terungkap di persidangan.

"Pelaku pembacokan Hermansyah, apakah motifnya sudah jelas, tersangka sudah ditangkap, sudah bicara di media. Kita sangat terbuka, bebas, nanti semua berakhir due process of law akan berakhir di pengadilan terbuka. Kita akan melihat nanti," ujar Tito di gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (17/7).

Tito mempersilakan Komisi III DPR menggali lebih jauh soal motif pembacokan Hermansyah kepada sang pelaku langsung. Tito membantah anggapan bahwa polisi melakukan rekayasa. "Tidak mungkin ada rekayasa dari polisi. Ini terlalu bodoh," katanya.

Di luar kasus Hermansyah, Tito mengungkapkan, dalam tubuh kepolisian sendiri memang ada politik. Ada pihak-pihak tertentu yang ingin menempati jabatan strategis. "Jadi yang ingin jadi Kapolda Metro banyak, yang ingin Direktur Reserse Polda Metro juga banyak. Mereka juga ngintip-ngintip kesalahan Kapolda dan Direskrim," urai Tito.

Tito tidak menjelaskan lebih jauh soal politik dalam kepolisian. Ia juga menyebut ada saja pihak yang mengincar posisinya sebagai Kapolri.

"Begitu tahu nanti ini rekayasa, yang bongkar bukan orang lain, yang bongkar dari dalam sendiri. Jadi sama, apakah nanti yang ingin jadi Kapolri juga banyaklah. Kalau saya yang memerintahkan rekayasa itu, saya dihantam dari dalam, itu jauh lebih berat karena mereka yang tahu, kami yang tahu inside, di dalam sendiri," ungkapnya. (dtc/mfb)

BACA JUGA: