Indonesia tengah menghadapi masalah krisis integritas dan karakter calon pemimpin. Akibatnya, korupsi dan penyalahgunaan wewenang merajalela.

"Ke depan pemimpin bukan hanya punya otoritas untuk memimpin namun juga punya moral dan pengetahuan untuk jadi pemimpin," kata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., dalam diskusi kunjungan peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Yogyakarta, belum lama ini, dilansir laman ugm.ac.id. Kunjungan peserta SSDN Lemhanas ini dipimpin langsung oleh Gubernur Lemhanas, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A.

Pancasila sebagai dasar negara pun memegang posisi penting untuk menghadapi masalah integritas dan karakter bangsa. Menjawab pertanyaan peserta diskusi terkait komitmen UGM dalam mempertahankan pendidikan Pancasila, Pratikno menuturkan UGM terus melakukan pengembangan pendidikan Pancasila bahkan kurikulum pendidikan semua prodi diarahkan berbasis pada Pancasila. Tidak lagi sekadar pada sisi normatif dan dogmatif. "Seluruh struktur kurikulum harus Pancasilais. Sebagai rujukan kita adalah konsep kedaulatan," katanya.

Bentuk implementasi dari kebijakan Pancasilais, kata Pratikno, diwujudkan dengan membangun kedaulatan dalam berbagai bidang seperti obat-obatan, pangan dan energi. Ia mencontohnya, sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya berdaulat dalam hal pangan bukan lagi dalam bentuk ketahanan pangan. "Kalau pola pikirnya ketahanan pangan maka yang dipikirkan hanya melakukan impor," imbuhnya.

BACA JUGA: