JAKARTA - Pimpinan Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), ormas yang dibentuk Anas Urbaningrum, menyampaikan pernyataan menyambut datangnya Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.

Pernyataan Pimnas PPI disampaikan Presidium PPI Andy Soebjakto dan Sekjen Gede Pasek Suardika. Ada lima hal yang disampaikan terkait perayaan hari besar umat Islam di Indonesia tersebut.

Pertama, bangsa Indonesia patut bersyukur atas lancarnya kegiatan keagamaan dan sosial yang terkait dengan bulan Ramadan.

"Termasuk hadirnya toleransi dan saling menghormati di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang majemuk. Hal demikian adalah salah satu modal sosial yang penting bagi kerukunan, persaudaraan dan persatuan nasional,” demikian tertuang dalam keterangan yang diterima Gresnews.com, Rabu (12/5).

Kedua, kelancaran berbagai kegiatan di bulan Ramadan dalam suasana yang aman dan tertib adalah tanda makin menyatunya kesadaran keagamaan dan kesadaran kebangsaan. Hal ini harus terus dirawat dan diperkuat terus untuk masa-masa yang akan datang.

Ketiga, kemenangan Idulfitri yang ditandai saling memaafkan perlu diterjemahkan lebih lanjut untuk makin meredakan ketegangan dan pembelahan sosial dan politik yang masih terasa pasca-pilpres 2019. Sudah saatnya semua kembali bersatu-padu untuk bekerja mengatasi keadaan sulit akibat pandemi dan masalah-masalah lama yang belum teratasi dengan baik.

Keempat, suasana Idulfitri tahun ini harus dijadikan momentum untuk membuka lembaran baru relasi sosial dan politik bagi seluruh elemen bangsa yang penuh dengan suasana ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah.

"Hanya bangsa yang bersatu dan bekerja keras bersama yang mempunyai masa depan cemerlang. Bangsa yang berseteru dan berkonflik akan kehabisan energi untuk bisa bergerak maju dan berjaya. Kelima, meminta kepada para pemimpin bangsa, pemimpin politik, pemimpin agama, pemimpin sosial dan budaya untuk secara sungguh-sungguh tampil sebagai teladan bagi usaha-usaha memajukan persatuan dan persaudaraan.

"Ucapan, sikap dan tindakan para pemimpin diharapkan berjalan pada koridor persatuan dan menghindari perpecahan. Pemerintah menunjukkan kesungguhan mencinta dan melayani kepentingan rakyat. Sementara rakyat menunjukkan hormat dan patuh kepada aturan dan norma yang berlaku. Sikap kritis dilakukan dengan cara yang tertib dan damai, sedangkan pemerintah juga berlapang dada dan terbuka terhadap kritik dan masukan publik," ujarnya. (G-2)

BACA JUGA: