JAKARTA - Alumni Untuk Indonesia (AUI) berunjuk rasa untuk mengecam keras perilaku diskriminatif dan tindakan unfair yang dilakukan oleh panitia penyelenggara All England ke-113 di Birmingham, Inggris. Aksi digelar di depan Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia di Jakarta terkait pembatalan keikutsertaan atlet-atlet bulu tangkis Indonesia.

Koordinator aksi AUI Deny Fajar mengatakan AUI konsen dengan permasalahan All England yang merupakan hajatan besar atlet bulu tangkis dunia. Apalagi Indonesia memiliki kontribusi besar dalam membesarkan All England.

Indonesia memiliki tokoh-tokoh besar seperti Tan Soe Hok dan Rudi Hartono, juara bertahan delapan kali tunggal putra. Selama ini kompetisi berlangsung baik. Namun pada perhelatan yang ke-113 ini, Indonesia dilecehkan harga dirinya.

"Yang terakhir ini membuat kita marah. Kenapa? Jangan kemudian menganggap seolah-olah Indonesia ini tidak mempunyai protokol kesehatan. Kita melakukan bukan hanya punyanya Inggris saja. Atlet-atlet kita ini sudah di-PCR, sudah dilakukan vaksin dua kali. Bahkan di lokasi dilakukan tes juga, tidak ada masalah," kata Deny di depan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta kepada Gresnews.com, Sabtu (20/3/2021).

Menurut Deny, setelah ikut pertandingan pada hari pertama, kemudian dikabarkan atlet Indonesia harus diisolasi sehingga pada pertandingan berikutnya Indonesia tidak bisa mengikutinya. Alasan ada satu penumpang yang terpapar COVID-19 di pesawat yang ditumpangi kontingen Indonesia.

"Pertanyaannya, bagaimana mungkin orang terpapar bisa naik pesawat? Bukan salah kita. Yang kedua, mestinya dicek di lokasi orang-orang di dalam pesawat itu dites di tempat. Kalau negatif, so what? Bukan kemudian main sepihak mengatakan hukum mereka karena dalam satu pesawat, satu pesawat dengan terpapar maka harus diisolasi," jelasnya.

Pada saat yang sama, kata Deny, di dalam pesawat itu ada pemain putri Denmark yang ikut dalam pesawat yang sama. Kenapa tidak dilakukan hal yang sama terhadap mereka? Besok harinya setelah diprotes baru pemain Denmark itu di-walk-over (WO) juga, dan itu sudah terlambat!

"Ini yang menurut saya hal-hal yang tidak etis, tidak elok, merusak nama baik All England. Panitia penyelenggara harus bertanggung jawab. Kita meminta All England ke-113 harus dibatalkan, karena tidak sah, dan panitia penyelenggaranya dihukum," tegas dia.

Duta besar Inggris untuk Indonesia harus bertanggung jawab penuh atas kerugian moral, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Selain itu pertandingan All England harus dihentikan dan dibatalkan.

"Mereka sudah merugikan nama baik bangsa. Anda tahu atlet kita dari lokasi diusir dari tempat All England menuju hotel jalan kaki. Ada videonya, tidak ada pengantaran, tidak ada pengawalan, tidak ada akomodasi. Memang siapa mereka memperlakukan atlet negara lain seperti itu. Kita tamu di negara mereka, Kita tidak pernah memperlakukan tamu dari negara lain seperti itu," beber Deny.

Deny pun menegaskan bahwa AUI mengajak kepada anak bangsa untuk menyikapinya dan tidak boleh tinggal diam. AUI akan menekan siapapun yang diskriminatif termasuk Kemenpora dan Kemenlu. Menurutnya, mereka harus bersikap lebih tegas.

"Saya sangat memprotes keras bahasanya Sesmenpora, Gatot (Sulistiantoro Dewa Broto). Dia mengatakan tidak ada diskriminasi, mereka sudah sesuai aturan. Apanya yang tidak diskriminatif, perilaku seperti itu tidak diskriminatif darimana? Jangan asal ngomong! Ini Sesmenpora ini, di mana rasa kebangsaan dia. Itu yang kita marah betul," sambungnya.

Selain itu, Deny meminta kepada pemerintah Indonesia sendiri harus tegas menyikapi hal tersebut. Terutama para pejabat dan anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka harus tegas sikapnya sesuai arahan Presiden yang bersikap tegas.

"Kayak dari Kemenlu, Pak Presiden sudah mengatakan, jangan didiamkan ini! Sudah sangat jelas statement beliau. Anak buahnya presiden ini yang harus tindak lanjuti. Jangan mereka diam, kayak katak dalam tempurung. Jago kandang saja. Fight dong! Tekan itu pemerintah Inggris. Minta maaf, batalkan All England. Dimana harga diri kalian itu. Jangan jadi bangsa pecundang," tegasnya.

Aksi diakhiri dengan pernyataan sikap yang langsung disampaikan oleh Deny. AUI  secara keras menegur Duta Besar Inggris sebagai perwakilan resmi Negara Inggris di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan.

Meminta kepada panitia penyelenggara All England ke 113 di Birmingham, Inggris, untuk membatalkan perhelatan kejuaraan All England yang sedang berlangsung, karena telah mencederai semangat fairplay olahraga Bulu tangkis dunia dan merendahkan martabat bangsa Indonesia.

Meminta maaf kepada atlet-altet dan seluruh anggota delegasi bulu tangkis Indonesia atas perlakuan yang tidak menyenangkan.

Dalam aksi hari ini, AUI tetap mematuhi Protokol Kesehatan (Prokes). Sehingga aksi hanya dilakukan melalui perwakilan beberapa kampus.

Untuk diketahui AUI adalah kelompok alumni dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta temasuk SMA se-Indonesia yang peduli terhadap NKRI dan Pancasila serta kebhinekaan. Tujuannya adalah untuk konsen terhadap permasalahan nilai nasionalisme dan kebangsaan.

AUI ini terdiri dari 34 Perguruan Tinggi dan SLTA. Di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah Mada (UGM), UNS, ITS, USU, AMERIKA, UNPAD, Al-Azhar Kairo, KAMIPB, IAIN, Sriwijaya Rantauan, UNAS, UNS, NHI Bandung, Forum Alumni Jawa Timur, SMA Jabar Ngahiji, UNAIR, UNSRI, UNDIP, SMA Surabaya, Trisakti, UNAND, UNIBRAW, Alumni SMA Surabaya Bersatu (ASSB), Jerman & Diaspora, UNSRI, UNTAR, SLTA, PL, KAJB (Kita Alumni Jayabaya Bersatu), Kanisius Menteng 46 Untuk Indonesia, UKI, UNILA. (G-2)

BACA JUGA: