JAKARTA - Komisi II DPR bersama pemerintah dan KPU, Rabu (27/5/2020), sepakat untuk tetap melaksanakan Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang. Keputusan ini dianggap tak mementingkan aspek kesehatan dan keselamatan panitia penyelenggara dan pemilih.

Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan pilkada serentak harus sesuai prinsip lebih cepat lebih baik. Namun keselamatan warga harus menjadi prioritas utama. "(Keselamatan warga) di atas segala-galanya," kata Ray kepada Gresnews.com, Kamis (28/5/2020).

Menurut Ray, pandemi COVID-19 belum tentu akan berakhir hingga akhir tahun ini. Saat ini---akhir Mei 2020 dan menuju awal Juni 2020---jumlah warga positif COVID-19 masih bertambah. Masih diragukan apakah memasuki Juni angka pasien positif akan di bawah 300 orang per hari, sebab tren saat ini masih di atas 500.

"Sebaiknya pilkada ini ditunda dahulu atau diundur. Karena saya membayangkan Desember 2020 justru awal tahapan dimulai pilkada. Jadi bukan pencoblosannya," ungkapnya.

Bila, Desember 2020 tahapannya baru dimulai, ia yakin publik tidak perlu terlalu khawatir dengan situasi COVID-19. Kalau persiapan pilkada selama tujuh bulan, berarti Juni atau Juli 2021 baru dimulai pencoblosan.

Namun, kata Ray, yang menjadi masalah bukan pada aspek kesiapanan penyelenggara melainkan jadwal pemilu. Kalau penyelenggaranya bisa setiap saat melaksanaka sebelum berakhir periodenya. "Masalah kita ini adalah timing-nya atau waktunya kapan mau dimulai," tuturnya.

Selain itu, menurut Ray, Kalau Juni 2020 ini proses pilkada serentak sudah dimulai agak mengkhawatirkan. Pertama, bagaimana memastikan verifikasi daftar pemilih tetap bisa berlangsung dengan tepat.

Siapa yang akan melakukan proses verifikasi itu? Apakah petugas KPPS? Apakah tidak riskan petugas KPPS yang melakukan proses itu? Mengingat tingkat COVID-19 masih tinggi.

"Di Juni ini yang paling penting verifikasi daftar pemilih dan sekaligus penyerahan bukti awal bagi calon pasangan independen," jelasnya.

Ray menekankan, masalahnya justru ketika tahapan ini dimulai, interaksi dengan masyarakat tidak bisa dihindari. Karena penyelenggara pilkada harus mengecek, apakah warganya masih ada atau tidak.  "Tapi kalau dilakukan tahapan dari sekarang, kita khawatir petugas KPPS harus berinteraksi dengan banyak orang," pungkasnya.

Sementara itu anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan dalam Pilkada Serentak 2020 keselamatan publik menjadi prioritas utama dan nomor satu. "Jika kondisi tidak memungkinkan jangan dipaksa," kata Mardani kepada Gresnews.com, Kamis (28/5/2020).

Menurut Mardani, pemerintah telah melakukan persiapan untuk pelaksanaan pilkada pada 9 Desember 2020 dengan protokol keselamatan. Demi menjaga kelancaran berlangsungnya pilkada maka Kementerian Dalam Negeri telah menyediakan anggaran.

Ia menekankan salah satu yang telah disepakati adalah melaksanakan protokol COVID-19. Para peserta dan penyelenggara wajib memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer, dan menjaga jarak.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengakui pelaksanaan pilkada pada 9 Desember 2020 memiliki risiko keselamatan kesehatan. Namun, kata Tito, semua pilihan pun tak lepas dari risiko.

"Kita juga tak bisa menjamin, mohon maaf, tidak ada korban karena COVID-19. Itu kita serahkan kepada Allah SWT, yang penting kita berusaha maksimal," kata Tito dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR dan penyelenggara pemilu, Rabu, (27/5/2020).

Tito mengatakan, yang penting pemerintah mempersiapkan pelaksanaan pilkada tersebut dengan maksimal dan matang. Mulai dari menyiapkan protokol, sosialisasi kepada masyarakat, dan berhati-hati saat pelaksanaan.

Hal ini disampaikan Tito saat mengusulkan agar masa kampanye pilkada dimampatkan dari 71 hari menjadi 45 hari hingga tahapan pilkada bisa dimulai awal Juli. Menurut jadwal, jika digelar 9 Desember 2020, tahapan pilkada sudah dimulai awal Juni.

Tito pun beralasan waktu satu bulan dapat digunakan untuk komunikasi publik dan persiapan teknis secara lebih matang, sehingga risiko-risiko seminimal mungkin ditekan. (G-2)

BACA JUGA: