JAKARTA - Sejak Republik Indonesia berdiri, bahkan jauh sebelumnya, Indonesia adalah sebuah negeri dengan banyak keragaman. Keragaman ini sebuah desain Tuhan yang patut untuk dijaga dan dipertahankan.

"Keragaman itu sebuah desain Tuhan dan untuk Indonesia sudah menjadi realitas sosiologis," kata Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Komaruddin Hidayat kepada Gresnews.com seusai menghadiri peringatan Haul Nurcholish Madjid ke-14, pekan lalu.

Menurutnya, Cak Nur--panggilan Nurcholish--telah mempertegas bahwa Indonesia adalah tempat yang beragam. Pemikiran Cak Nur juga telah membuka jalan bagi jembatan antara nasionalisme dan Islam dengan jargonnya Islam Yes Partai Islam No. "Ia telah mengekspresikan Islam dalam ranah kultural dan keragaman pemikiran," ujarnya.

Komaruddin melanjutkan, dulu aspirasi Islam ditaruh dalam kotak, harus Partai Islam. Orang hanya melihat bahwa yang di luar Partai Islam seakan-akan kurang Islami. Tapi dengan mengatakan Islam Yes Partai No ini kemudian memperluas ekspresi keislaman. "Itu kan yang terjadi saat ini partai nasionalis punya sayap agama dan partai agama pun memiliki nasionalisme," kata dia.

Komaruddin Hidayat adalah cendekiawan muslim yang kini menjadi Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) periode 2019-2024 . Penunjukan tersebut melalui penerbitan surat Keputusan Presiden Nomor 37/M Tahun 2019 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia yang ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Mei 2019.

Pendirian UIII adalah wujud pengejawantahan tiga hal yang saling berkaitan, yaitu: keindonesiaan, keislaman, dan kemanusiaan. UIII yang berada di bawah naungan Kementerian Agama mampu berfungsi sebagai Rumah Moderasi Islam, tempat menghimpun, mengkaji, dan mendesiminasikan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin tidak saja bagi bangsa Indonesia, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia. (G-2)

BACA JUGA: