JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan 3 ABK korban selamat asal Indonesia di Gedung Pancasila Kemlu, Selasa (30/12) pukul 17.00 WIB. Ketiga ABK tersebut merupakan korban yang berhasil selamat dari musibah tenggelamnya kapal Oryong 501 di laut Bering, Rusia tanggal 1 Desember 2014 lalu.

Ketiga ABK yang dimaksud antara lain, Naryanto, Wanto dan Teguh Haryono. Menlu menerangkan, total keseluruhan WNI yang bekerja di Kapal Oryong 501 berjumlah 35 orang. Kondisi terkini, 3 ABK selamat, 14 korban tewas dan jenazahnya berhasil dievakuasi ke Busan, dan 18 lainnya masih dinyatakan hilang.

Retno menyatakan, ada 14 jenazah yang rencananya akan dipulangkan ke tanah air. Terkait proses penyelidikan, lanjut Retno, tim investigasi saat ini terus melakukan upaya pencarian namun belum membuahkan hasil pasalnya diakibatkan cuaca buruk.

"Saya pastikan pencarian akan tetap dilakukan dan tim akan terus dikerahkan ke lokasi tenggelamnya kapal Oryong 501. Tidak ada batas waktu terkait proses pencarian ini ," kata Retno kepada Gresnews.com di Gedung Pancasila Kemlu, Selasa (30/12).

Wanto, salah satu korban selamat dari 3 ABK yang berhasil dipulangkan pemerintah memberi keterangan terkait kondisinya bersama para ABK lain di kapal Oryong 501. Dalam keterangannya, pria asal Brebes, Jawa Tengah tersebut mengungkapkan, kondisi cuaca di laut Bering saat insiden kecelakaan sangat tidak bersahabat.

"Saya terapung dalam kondisi tak sadar diri selama 45 menit dalam suhu sekitar minus 20 derajat. Ombak saat itu setinggi 5 meter disertai angin kencang," jelas Wanto.

Wanto mengaku sudah diberi peringatan untuk tidak melaut dari badan cuaca Korea Selatan. Namun pelayaran kapal Bering tetap dilanjutkan karena Wanto mengatakan itu merupakan perintah langsung dari Sajo Industries sebagai pemilik Kapal Oryong 501.

"Kami saat itu tetap dipaksa melaut karena perusahaan ingin agar operasi penangkapan dan produksi ikan tetap berjalan walau dalam kondisi cuaca buruk," ujar Wanto.

Menlu berharap semua jenazah WNI dapat segera dipulangkan ke tanah air pada minggu pertama bulan Januari 2015. Retno menambahkan, penanganan insiden kecelakaan kapal Oryong 501 dilakukan atas kolaborasi antara Kemlu, KBRI Moskow dan KBRI Seoul. Sementara untuk instansi dalam negeri turut terlibat Polri, BNP2TKI, dan Kementerian Perhubungan.

BACA JUGA: