Pemerintah Perancis mempertimbangkan menutup beberapa kedutaan besar di beberapa negara. Hal ini dilakukan karena khawatir adanya ancaman dari kaum muslim di seluruh dunia setelah sebuah kartun yang bernada menghina Nabi Muhammad terbit. Editor majalah, awalnya seorang kartunis yang menggunakan nama Charb, membantah bahwa ia sengaja bersikap provokatif.

Kartun itu diterbitkan di Charlie Hebdo. Kartun ini dinilai pemerintah Prancis akan menambah kemarahan kaum muslimin setelah beredarnya film Innocence of Muslims. Protes terhadap film ini sudah menewaskan 30 orang di berbagai penjuru dunia. Perdana Menteri Jean-Marc Ayrault menyatakan ketidaksetujuan dari semua ekses yang ditimbulkannya.

Ulama senior Prancis, Dalil Boubakeur di Masjid Paris terbesar, menyerukan empat juta muslim Perancis tetap tenang. "Hal ini dengan takjub, sedih, dan kekhawatiran bahwa saya telah belajar bahwa publikasi ini mempertaruhkan kemarahan saat ini di seluruh dunia Muslim," katanya dikutip lbc.co.uk, Rabu (19/9). "Saya akan menarik mereka untuk tidak menuangkan minyak ke dalam api."

Hal yang sama diungkapkan Dewan Muslim Prancis. Bahwa kaum muslimin Prancis untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan berbagai kejadian yang menyusutkan Nabi Muhammad

BACA JUGA: