RAKSASA teknologi informasi terus berseteru melalui jalur hukum. Kabar tersebut datang dari Pengadilan Belanda yang memerintahkan Apple membayar ganti rugi kepada Samsung Electronics.

Belum diketahui ganti rugi yang harus dibayar Apple kepada Samsung. Pasalnya, pengadilan Belanda seperti dikutip BBC, tidak spesifik menyebutkan nominal tertentu. Namun kelak ganti rugi dihitung dari berapa banyak iPhone dan iPad yang terjual di Belanda.

Pengadilan Belanda menyatakan Apple telah melanggar hak paten Samsung karena membuat tablet mereka bisa digunakan untuk menelepon dan browsing di internet.

Tampaknya, Apple terus dirundung prahara hukum. Meski dipandang sebagai perusahaan terkemuka dan bergengsi, berbagai gugatan hukum menerjang Apple. Sebelumnya, Apple juga dituntut untuk membayar US$2,3 juta dolar, karena klaim mereka mengenai kemampuan jaringan 4G di Australia.

"Samsung menerima keputusan hakim yang menegaskan bahwa langkah Apple meniru inovasi teknologi kami. Berdasarkan putusan tersebut, kami akan mencari kompensasi yang memadai dari ganti rugi Apple dan akibat yang ditimbulkan produk mereka," kata petinggi Samsung.

Melalui gugatannya, Samsung mengklaim Apple telah melanggar empat paten mereka. Tetapi pengadilan Belanda hanya memutuskan satu paten yang dilanggar.

Solusi berdamai
Apple dan Samsung adalah dua produsen smartphone dan tablet terbesar di dunia. Namun perseteruan hukum terus bergulir sejak Apple memboikot penjualan tablet Samsung dan seri terbaru Galaxy.

"Kedua perusahaan ini harus memahami bahwa beberapa kasus akan dimenangkan oleh Samsung atau Apple. Hal ini akan meningkatkan tekanan pada kedua belah pihak untuk mencari solusi bisnis damai, daripada memperpanjang pertempuran ini," kata Manoj Menon, Direktur  perusahaan konsultan Frost dan Sullivan kepada BBC.

Apple telah merasakan bagaimana menjadi pionir pasar ponsel pintar dan tablet PC dengan meluncurkan iPhone dan iPadnya. Namun Samsung telah meningkatkan penjualan pasar dengan memperkenalkan gadget terbaru.

Analis IDC Asia Pasifif Melissa Chau berkata bahwa kedua perusahaan ini telah memperlihatkan kompetisi yang meningkat dan saling mengadukan perdata  untuk menjegal satu sama lain

"Jika mereka itu nomor satu dan dua di pasar saat ini. Mereka tengah menggunakan berbagai cara untuk  menjatuhkan satu sama lain," kata dia.

Melissa juga menilai pertikaian diantara mereka hanya menghabiskan waktu dan energi saja. Sebaiknya segera mencari solusi di masa depan.

BACA JUGA: