JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kasus dugaan perkosaan dan asusila yang dilakukan dua Aviation Security (petugas keamanan) Bandara Internasional Soekarno-Hatta terhadap Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok yang saat ini ditangani kepolisian berpotensi dihentikan penyidikannya. Hal itu dikatakan Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto saat dikonfirmasi Gresnews.com.

Menurut Rikwanto, saat ini kasus tersebut memang masih dalam penanganan pihak berwajib. Tetapi hingga saat ini penyidik masih belum mendapatkan laporan dari korban. Untuk itu, kepolisian mengaku kesulitan mengembangkan kasus ini.

"Masih menunggu perkembangan dari korban. Yang jelas bila tidak ada korban bisa tidak ada kasus," ujarnya kepada Gresnews.com, Minggu (28/12).

Tak hanya laporan, hingga saat ini penyidik juga belum mendapatkan hasil visum untuk menentukan apakah benar terjadi tindak pemerkosaan ataupun asusila yang dilakukan kedua petugas keaman yang berinisial R dan B itu. Ditambah lagi, korban tersebut telah kembali ke negaranya.

"Penyidik coba hubungi lewat kedutaan Tiongkok. Belum ada jawaban mau melapor atau tidak," cetusnya.

Namun saat ditanya apakah ada tenggat waktu untuk memutuskan kasus ini dilanjutkan atau dikeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), Rikwanto mengaku tidak mengenal hal tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan wewenang penyidik untuk menentukan kasus ini.

Sebelumnya seorang wanita warga negara asing (WNA) asal China, menangis tersedu di Terminal IA, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa (23/12) siang. Ketika ditanya petugas kepolisian setempat, perempuan itu menjawabnya dengan Bahasa Mandarin bahwa dirinya telah menjadi korban pemerkosaan.

Dia juga mengaku disekap di sebuah hotel yang berada di dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta selama dua hari. Tidak hanya itu, wanita yang mengaku bernama Zhi-Zhi dan berusia 26 tahun itu menunjuk pakaian seragam petugas Aviation Security (Avsec), seakan dia ingin menceritakan bahwa pelakunya adalah petugas Avsec.

Duta Bandara dan petugas kepolisian Bandara lalu menghubungi Kedutaan Besar China untuk Indonesia. Menurut informasi yang didapat, korban yang mengenakan pakaian hot pants itu, tiba di Terminal 2D pada 20 Desember 2014 sekitar pukul 22.30 WIB, dengan menggunakan China Airlines.

Tak lama kemudian, korban mengaku diberikan air mineral oleh dua orang pelaku. Dirinya lalu di bawa ke hotel yang dia sebutkan dekat di bandara.

Kepala Pos Polisi Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, AKP Agus Tri mengatakan telah menyerahkan korban ke pihak kedutaan besar. "Saya tidak tahu kronologisnya, karena langsung dibawa ke Embassy," ujarnya.

Manajer Humas Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan mengatakan, sampai sejauh ini belum dihubungi pihak terkait. Bila memang benar ia mengaku prihatin dan berempati atas peristiwa itu. "Bila diperlukan kami siap membantu dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian," ujarnya.

BACA JUGA: