JAKARTA, GRESNEWS.COM - Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencecar Ketua DPD Partai Golkar Zainudin Amali soal percakapan melalui BlackBerry Messenger (BBM) dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar terkait pengurusan sengketa Pilkada Jawa Timur (Jatim).  Isi BBM menyebutkan keterlibatan beberapa politisi dan pengusaha yakni Sekjen DPP Golkar Idrus Marham, Setya Novanto, dan Nirwan Bakrie.

Jaksa Elly Kusumastuti memperlihatkan bukti percakapan BBM antara Zainuddin dengan Akil tertanggal 1 Oktober 2013.  Dalam BBM-nya, Akil meminta Zainuddin mempersiapkan uang Rp 10 miliar untuk pengurusan sengketa Pilkada Jatim kepada Zainuddin yang juga selaku tim pemenangan pilkada Partai Golkar di Jatim.

Ketika Jaksa mengkonfirmasi apakah Zainuddin menyampaikan hal tersebut kepada Idrus Marham dan Setya Novanto, ia menyangkal hal tersebut. Anggota DPR Komisi VII ini menerangkan dalam pertemuan di ruang fraksi Partai Golkar tersebut, dirinya hanya menyampaikan kondisi Pilkada Jatim yang menurut Akil Mochtar cukup kritis.

Ia menyatakan jika Akil memberitahunya perihal uang Rp 10 miliar pada malam hari, artinya setelah dirinya bertemu dengan Idrus dan Setya Novanto. Padahal di dalam Bukti Pemeriksaan Acara (BAP), Zainuddin mengakui bahwa ia membicarakan uang Rp 10 miliar tersebut kepada Idrus dan Setya. "Waktu itu (ketika diperiksa KPK) saya tertekan sendiri, karena sudah tidak ada saksi lain yang diperiksa, dan saya belum memberitahu keluarga," sangkal Zainuddin dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (14/4).

Ketua DPD Partai Golkar Jatim ini kembali menyangkal isi percakapan perihal Idrus dan Setya lah yang akan mengurus sengketa tersebut ke Akil Muchtar. "Itu hanya asumsi saya aja, setelah Pak Nov (Setya Novanto), meminta saya diam," ucapnya.

Zainuddin kembali menanyakan Akil perihal sengketa Pilkada tersebut, mendengar pertanyaan itu, Akil menjawab bahwa sudah ada yang mengurus. ´Katanya yang mau biayai Nov (Setya Novanto) dan Nirwan B (Nirwan Bakrie), menurut Sekjenmu (Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham) karena ada kepentingan bisnis mereka di sana.´ Betul itu?" menurut isi percakapan Akil dengan Zainuddin via BBM.

Ketika didesak oleh Jaksa penuntut umum siapa yang dimaksud dengan Nov, dan Nirwan B, Zainudin mengaku tidak mengerti maksud BBM dari Akil Mochtar. Zainudin pun membenarkan isi BBM itu. Namun, ia tak menjawab pertanyaan Akil tersebut. "Ya itu sesuai yang ada di BlackBerry. Tapi, saya enggak jawab," katanya.

Jaksa kemudian menanyakan siapa "Nov" dan "Nirwan B" yang dimaksud. Zainudin pun mengaku tak tahu kedua nama yang disebut Akil itu. "Sesungguhnya saya tidak tahu. Itu dari Pak Akil. Jadi, sesuai dengan apa yang di BB (BlackBerry). Saya tidak tanya lagi," jawab Zainudin.

Jaksa lalu membacakan transkrip BBM lanjutan dari Akil ke Zainudin. "Jadi, sama aku kecil-kecil saja? Wah enggak mau saya. Besok-besok saya batalin nih Pilkada Jatim. Emangnya aku anggota FPG," ucap jaksa Elly, menirukan bunyi pesan BBM Akil.

Zainudin pun membalas, "Tadi siang saya ketemu Idrus n Nov di fpg. Kata IM nanti dia yang berurusan ke Abang (Akil) malam ini. Makanya saya diam saja. Saya pikir abang kan lebih percaya IM daripada saya. Makanya saya enggak gerak lagi."

Zainudin pun menjelaskan kepada jaksa bahwa "FPG" yang dimaksud adalah Fraksi Partai Golkar, "Nov" adalah Setya Novanto, dan lM adalah Idrus Marham.

Di sela persidangan, Akil Mochtar mengatakan Zainuddin yang memberitahu dirinya tentang pengurusan Pilkada Jatim kepada Setya dan Nirwan B. Ketika ditanya apa Nirwan B itu adalah Nirwan Bakrie, Akil tidak ingin menjelaskannya. "Ya Nirwan B, itu Nirwan mas," kata Akil sambil meninggalkan wartawan.

BACA JUGA: